
Lesunya pasar modal di Indonesia pada tahun 2024 menjadi penyebab utama merosotnya hasil investasi industri asuransi jiwa. Menurut laporan yang dirilis oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hasil investasi industri asuransi jiwa mengalami penurunan drastis sebesar 24,8% dibanding tahun sebelumnya, yang berdampak signifikan pada pendapatan keseluruhan sektor ini.
Pada tahun 2024, total pendapatan industri asuransi jiwa tercatat sebesar Rp218,73 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,7% atau sekitar Rp1,65 triliun dibandingkan total pendapatan 2023 yang mencapai Rp220,38 triliun. Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menjelaskan bahwa meskipun terdapat peningkatan pada pendapatan premi, namun penurunan hasil investasi yang tajam menjadi faktor utama penyusutan pendapatan. "Penurunan total pendapatan dipengaruhi utamanya menurunnya hasil investasi sebesar 24,8%. Jadi pendapatan premi naik tapi pendapatan secara total turun," ungkap Budi saat konferensi pers kinerja asuransi jiwa di Jakarta.
Hasil investasi industri asuransi jiwa sepanjang 2024 tercatat sebesar Rp23,91 triliun, menurun dari Rp31,80 triliun yang dicapai pada 2023. Angka ini menunjukkan kontras yang mencolok dibanding dengan tahun sebelumnya, di mana hasil investasi naik signifikan sebesar 45,1% dari Rp21,91 triliun pada tahun 2022. "Penurunan ini tidak lepas dari pengaruh kondisi ekonomi yang menyebabkan melemahnya kondisi pasar modal kita," tambah Budi.
Sementara itu, Kepala Departemen Agency AAJI, Wianto Chen, juga memberikan catatan bahwa total investasi yang ditempatkan oleh industri asuransi jiwa sepanjang 2024 tumbuh tipis sebesar 0,2% dibandingkan periode 2023 yang mencapai Rp540,57 triliun. Total aset industri asuransi jiwa pun hanya mengalami peningkatan kecil sebesar 0,7% menjadi Rp616,75 triliun. Wianto menjelaskan bahwa "premi positif mengimbangi hasil negatif dari sisi saham, hasil investasi kita menurun yang lebih tinggi dibanding obligasi. Ini semua akibat kenaikan suku bunga yang cukup tinggi di 2024."
Berikut adalah beberapa data penting terkait kinerja industri asuransi jiwa pada tahun 2024:
- Total Pendapatan Industri Asuransi Jiwa: Rp218,73 triliun, turun 0,7% dari tahun sebelumnya.
- Hasil Investasi: Rp23,91 triliun, mengalami penurunan 24,8% dibanding tahun 2023.
- Pertumbuhan Premi: Meskipun ada peningkatan, hal ini tidak cukup untuk menutupi penurunan hasil investasi.
- Total Investasi Ditempatkan: Meningkat 0,2% menjadi Rp540,57 triliun.
- Total Aset: Naik tipis 0,7% menjadi Rp616,75 triliun.
- Dominasi Investasi pada SBN: Nilai investasi di Surat Berharga Negara mencapai Rp205,03 triliun, tumbuh 11,9% dibanding tahun sebelumnya.
Melemahnya pasar modal yang terjadi di Indonesia selama tahun 2024 merupakan tantangan besar bagi industri asuransi jiwa. Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil, hasil investasi yang terkontraksi secara signifikan menjadi sinyal peringatan bagi pelaku industri. Tindakan strategis akan diperlukan untuk memastikan pertumbuhan yang lebih baik di masa mendatang. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi industri asuransi jiwa untuk mengevaluasi strategi investasi dan adaptasi pada perubahan kondisi pasar yang dinamis. Diharapkan, kolaborasi dan inovasi dalam pengelolaan aset investasi dapat menjadi kunci untuk memulihkan kinerja industri asuransi jiwa ke tingkat yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.