
Baim Wong tengah menjadi sorotan publik akibat dugaan sikapnya yang dianggap menjauhkan anak dari ibunya, Paula Verhoeven, di tengah proses perceraian mereka. Isu ini mencuat setelah Paula membagikan video emosional yang menunjukkan putra mereka, Kenzo, menangis histeris ketika diunjungi. Dalam video tersebut, Kenzo terlihat sangat khawatir dan meminta ibunya untuk tidak datang, sambil mengatakan, “Mama jangan ke sini nanti papa marah. Nanti papa marahin mama,” ungkap Kenzo, yang langsung menarik perhatian publik.
Paula berusaha menenangkan Kenzo, menjelaskan bahwa ayahnya tidak akan memarahinya. “Papa tuh baik, Adek. Papa enggak marahin Mama kok, sayang,” ucapnya dalam usaha untuk meredakan kecemasan anaknya. Namun, tangisan Kenzo yang terdengar pilu justru membuat situasi semakin mengharukan, mengisyaratkan adanya ketegangan dalam keluarga yang disebabkan oleh perceraian.
Melalui unggahannya di media sosial, Paula juga mengekspresikan rasa bersalah dan kepedihannya akibat situasi yang mengganggu kehidupan kedua putranya. Dalam pesannya, ia meminta maaf kepada mereka atas pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh masalah rumah tangga mereka. “Hati saya hancur melihat perubahan yang terjadi pada kedua putra saya,” tulis Paula, menandakan betapa besar dampak perceraian ini terhadap anak-anak mereka.
Reaksi netizen pun tak terbendung selepas video tersebut beredar. Banyak yang mengungkapkan keprihatinan dan kemarahan terhadap Baim, mempertanyakan bagaimana sebuah kalimat sedih seperti itu bisa terucap dari mulut anak kecil. “Baim, kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulut anak-anakmu?” tanya seorang netizen di kolom komentar, mempertanyakan tanggung jawab sang ayah dalam situasi ini.
Baim Wong, yang dikenal dengan karakter publiknya yang kocak dan ceria, tampaknya tidak menggubris nada serius dari komentar tersebut. Ia bahkan memberikan respons yang dianggap semakin memancing kemarahan netizen. “Semoga saya nggak seperti itu,” tulisnya, yang justru membuat banyak netizen merasa dia tidak sensitif terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh keluarganya.
Sejak itu, kolom komentar pada unggahan Baim dikepung dengan amukan warga internet yang menunjukkan rasa kecewa dan kritik tajam. Mereka merasa bahwa Baim seharusnya lebih peka terhadap keadaan yang memengaruhi anak-anaknya, apalagi dalam momen yang sensitif seperti ini. Tak dapat dipungkiri, situasi ini menciptakan ketegangan tidak hanya di antara pasangan yang bercerai, tetapi juga di antara penggemar yang mengikuti kehidupan mereka.
Di tengah konflik keluarga ini, banyak netizen yang memerhatikan perlunya pendekatan yang lebih lembut dalam pembicaraan mengenai perceraian, terutama ketika anak-anak terlibat. Para psikolog menegaskan pentingnya menjaga komunikasi yang sehat agar anak tidak merasa terjepit di antara kedua orang tuanya. Situasi yang dihadapi Paula dan Baim adalah contoh nyata dari kompleksitas emosi yang muncul dalam perceraian, yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan psikologis anak.
Dengan semakin banyaknya perhatian publik terhadap kasus ini, diharapkan orang tua lain dapat mengambil pelajaran untuk menjaga stabilitas emosional anak-anak mereka saat mengalami perubahan besar dalam kehidupan keluarga. Sikap penuh kasih dan pemahaman dari orang tua sangat penting untuk membangun rasa aman dan kepercayaan pada anak, di tengah tantangan yang mereka hadapi. Di sisi lain, adaptasi dari kedua belah pihak dalam berkomunikasi dan mendukung anak dalam masa transisi menjadi hal yang sangat diperlukan demi kesehatan mental dan emosional anak-anak.