Raksasa teknologi, Intel, telah mengumumkan penunjukan Lip-Bu Tan sebagai CEO baru perusahaan mulai 18 Maret 2025. Tan, yang lahir di Malaysia, diharapkan mampu mengembalikan performa Intel di tengah persaingan yang semakin ketat dengan para pesaing seperti Nvidia, TSMC, dan Samsung. Dalam pernyataannya, Tan mengakui tantangan besar yang dihadapi Intel dan berkomitmen untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Di pasar teknologi yang dinamis, Intel telah kehilangan momentum setelah gagal memanfaatkan gelombang pesat pengembangan kecerdasan buatan (AI). Pada tahun 2024, perusahaan ini mencatat kerugian bersih mencapai USD 18,8 miliar, memicu rasa khawatir di kalangan investor dan karyawan. Keterpurukan ini menjadi salah satu alasan utama di balik keputusan dewan direksi untuk mengganti Pat Gelsinger, CEO sebelumnya, yang dianggap tidak mampu mengubah nasib perusahaan.
"Saya percaya dengan sepenuh hati bahwa kami memiliki apa yang diperlukan untuk menang," kata Tan dalam sebuah wawancara. Dia menambahkan bahwa Intel perlu mengambil risiko yang diperhitungkan untuk mengejar ketertinggalan dari kompetitor di segmen yang semakin berkembang. Perubahan dan strategi baru dianggap krusial untuk memperoleh kembali posisi Intel sebagai pemimpin industri.
Berpengalaman di industri desain chip, Tan sebelumnya menjabat sebagai CEO di Cadence Design Systems dari 2009 hingga 2021. Selama kepemimpinannya, Tan berhasil mentransformasi Cadence menjadi perusahaan yang lebih menguntungkan dengan pendapatan yang meningkat lebih dari dua kali lipat. Keberhasilan ini diharapkan dapat diulang di Intel dengan inovasi dan strategi yang lebih solid.
Salah satu langkah awal yang mungkin dilakukan Tan adalah fokus pada pengembangan teknologi chip yang lebih canggih, khususnya di sektor AI. Keterlibatan Intel dalam pengembangan chip untuk aplikasi AI harus ditingkatkan, mengingat Nvidia telah mengambil alih pasar dengan produk chip grafisnya yang inovatif. Apa yang menjadi perhatian banyak orang adalah bagaimana Tan akan memanfaatkan pengalamannya untuk menciptakan solusi yang dapat kembali menempatkan Intel di garis depan inovasi.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi Tan sebagai CEO baru Intel:
-
Ketatnya Persaingan: Intel harus mengejar ketertinggalan dari perusahaan seperti Nvidia dan TSMC yang telah menjadi pemimpin dalam produksi chip AI.
-
Restrukturisasi Perusahaan: Setelah pengumuman pemangkasan lebih dari 15 ribu pekerja, Tan perlu merestrukturisasi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
-
Inovasi Teknologi: Mengembangkan teknologi chip baru dan mendorong riset agar Intel kembali dikenal sebagai pelopor inovasi di industri.
- Membangun Kepercayaan Investor: Setelah saham perusahaan terjun bebas, Tan harus bekerja untuk memulihkan kepercayaan investor yang telah berkurang.
Investor tampak optimis dengan penunjukan Tan sebagai CEO baru. Saham Intel mengalami lonjakan lebih dari 10 persen setelah pengumuman ini, menggambarkan harapan pasar terhadap kinerja dan strategi baru yang diajukan oleh Tan. Pelaksanaan strategi yang cepat dan tepat menjadi kunci bagi Tan untuk mengembalikan citra serta performa Intel.
Masyarakat teknologi global akan sangat menantikan langkah-langkah awal yang akan diambil Lip-Bu Tan di Intel. Dengan latar belakang dan pengalamannya yang luas, serta komitmen untuk mengambil risiko yang diperhitungkan, Tan diyakini dapat memimpin Intel menuju era baru yang lebih cerah di tengah tantangan yang dihadapi industri semikonduktor saat ini.