Pelatih asal Belanda, Robert Maaskant, memberikan pandangannya yang kritis terhadap kekuatan Timnas Indonesia setelah kekalahan 1-5 yang dialami skuad Garuda dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia pada 20 Maret 2025. Menurut Maaskant, klaim bahwa naturalisasi pemain keturunan dapat mengangkat kualitas sepak bola Indonesia adalah hal yang dilebih-lebihkan.
Dalam pengamatannya, Maaskant menyoroti bahwa meskipun Indonesia telah mengandalkan sejumlah pemain yang memiliki latar belakang keturunan Belanda, hal itu tidak cukup untuk menjadikan timnas sebagai kekuatan besar di level internasional. “Kekuatan Indonesia dilebih-lebihkan. Anda tidak bisa mengharapkan mereka menjadi tim besar dalam semalam,” ujarnya dalam wawancara dengan media Belanda, Sportnieuws NL.
Kehadiran pemain berbakat yang berkarier di liga Belanda, seperti Calvin Verdonk, Mees Hilgers, dan Thom Haye, masih dianggap kurang kontribusif dalam meningkatkan performa tim secara keseluruhan. Maaskant, yang saat ini menjabat pelatih FC Groningen, menyatakan bahwa banyaknya pemain keturunan di Timnas Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Debat mengenai strategi PSSI dalam melakukan naturalisasi ini juga semakin hangat. Dalam laga melawan Australia, 19 dari 29 pemain yang dipanggil, serta 10 dari 11 pemain starter, merupakan hasil proses naturalisasi. Penampilan kurang memuaskan di lapangan membuat para analis sepak bola di Belanda, seperti Vincent Schildkamp, mempertanyakan kebijakan tersebut.
Schildkamp membandingkan pendekatan PSSI dengan strategi negara lain seperti Belgia dan Qatar yang memanfaatkan pemain naturalisasi untuk meningkatkan daya saing tim nasional. Menurutnya, strategi semacam ini lebih bersifat opportunis dan tidak berfokus pada pengembangan ekosistem sepak bola yang berkelanjutan di Indonesia. “Pendekatan ini mencerminkan oportunisme pada tingkat tertinggi. Jika Timnas Indonesia kalah 0-1 dari Bahrain, lelucon ini bisa dipatahkan,” ungkapnya.
Di tengah kritik ini, Indonesia tetap optimis menghadapi tantangan selanjutnya. Saat ini, Timnas berada di peringkat keempat Grup C, masih berpeluang untuk melaju ke babak keempat kualifikasi Piala Dunia. Dengan poin yang sama dengan Bahrain dan China, namun unggul dalam selisih gol, langkah Indonesia masih terbuka untuk meraih tiket ke Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 dan melawan China pada 5 Juni 2025. Kemenangan pada kedua laga ini akan menjadi krusial dalam menentukan nasib mereka di kualifikasi. Tekanan semakin terasa, terutama setelah hasil buruk melawan Australia, namun para pemain diharapkan untuk tampil maksimal demi meraih hasil yang diinginkan.
Dengan berbagai kritik dan pandangan skeptis yang hadir, fokus Timnas Indonesia harus tetap pada pengembangan kemampuan dan stabilitas tim, daripada hanya terpaku pada pemain yang dinaturalisasi. Hal ini menjadi tantangan bagi PSSI dan pelatih Patrick Kluivert dalam menciptakan tim yang tidak hanya mengandalkan kekuatan individu, tetapi juga soliditas tim. Ini adalah saat yang penting bagi sepak bola Indonesia untuk membuktikan bahwa mereka bisa menghadapi tantangan dengan integritas dan strategi yang lebih cerdas ke depan.