Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) mengumumkan penarikan dan penggantian semua petugas Imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Langkah ini diambil setelah Kementerian menerima laporan dari Kedutaan Besar Republik Rakyat China (RRC) mengenai dugaan pemerasan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi terhadap warga negara China sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto menjelaskan bahwa keputusan ini tidak berkaitan dengan adanya video viral yang menunjukkan dugaan pungutan liar (pungli) yang melibatkan seorang petugas Imigrasi. Menurutnya, video tersebut merupakan informasi yang keliru, alias hoaks. “Ini adalah kasus yang berbeda dengan data yang kami terima dari Kedubes China. Setelah mendapatkan informasi lengkap, kami mengambil tindakan cepat untuk menarik semua petugas yang namanya tercantum dalam data,” ungkap Agus saat memberikan keterangan pers.
Agus menegaskan bahwa keseluruhan petugas yang terlibat akan menjalani pemeriksaan internal untuk menyelidiki kebenaran dugaan pelanggaran tersebut. “Tindakan ini merupakan bagian dari perombakan untuk menjaga integritas dan kualitas pelayanan kepada publik,” ujarnya. Ia juga menambahkan, bagi petugas yang terbukti melakukan pelanggaran, sanksi akan diterapkan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan.
Dari pengamatan Kementerian Imipas, kehadiran data konkret dari Kedubes China menjadi pemicu untuk melakukan evaluasi layanan. “Kami berterima kasih kepada Kedubes China yang telah memberikan informasi ini. Kami berkomitmen untuk memperbaiki kinerja kami dalam pelayanan publik,” kata Agus.
Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi momentum bagi Direktorat Jenderal Imigrasi untuk melakukan perbaikan dalam kualitas pelayanan. Di samping itu, Agus menyatakan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam tugas seorang petugas imigrasi, terutama di lahan publik seperti bandara internasional.
Sebagai langkah lanjutan, Kementerian Imipas berencana untuk mengembangkan sistem pemeriksaan keimigrasian berbasis digital yang ditujukan untuk mempermudah proses dan meminimalisir potensi penyalahgunaan oleh petugas. “Kami ingin menciptakan sistem yang lebih efisien dan transparan dalam pelayanan keimigrasian,” jelasnya.
Terkait video viral yang menyebutkan perbuatan tidak terpuji beberapa petugas imigrasi, Agus mengkonfirmasi bahwa hasil pemeriksaan CCTV di lokasi menunjukkan bahwa klaim dalam video tersebut tidak akurat. “Hal ini menjadi peringatan bagi seluruh petugas untuk menjalankan tugas dengan lebih amanah dan tidak ceroboh,” tegasnya.
Penggantian massal petugas ini menjadi salah satu langkah konkret Kementerian Imipas dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembalikan kepercayaan publik. Agus meyakinkan masyarakat bahwa kementerian berkomitmen untuk menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi.
Lebih jauh, perubahan dalam jajaran petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas praktik pemerasan dan pungutan liar yang dapat merugikan citra Indonesia di mata internasional. “Kami akan selalu terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun, demi kemajuan institusi kami,” tutup Agus.
Dengan langkah ini, diharapkan tidak hanya integritas institusi yang terjaga, tetapi juga kepercayaan dari masyarakat dan warga negara asing terhadap layanan keimigrasian di Indonesia, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta.