Pemeriksaan terhadap Vadel Badjideh terkait kasus dugaan asusila anak di bawah umur yang dilaporkan oleh Nikita Mirzani kembali mengalami penundaan. Awalnya, pemeriksaan dijadwalkan pada Senin, 10 Februari 2025, namun kuasa hukum Vadel, Razman Arif Nasution, mengungkapkan bahwa proses tersebut kini diundur menjadi Kamis, 13 Februari 2025.
Razman menyampaikan alasan di balik penundaan ini melalui pernyataannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. "Saya sudah bersurat bahwa Vadel akan diperiksa pada hari Kamis. Suratnya sudah dikirim ke saya, jadi digeser ke hari Kamis pukul 13.00 WIB," ungkap Razman Senin lalu. Ia menjelaskan bahwa kesibukan dirinya dan tim hukum menjadi faktor utama dalam penjadwalan ulang ini, di mana ia tidak dapat mendampingi Vadel pada tanggal yang telah ditentukan sebelumnya.
Razman saat ini juga terlibat dalam kasus hukum lainnya, terutama perselisihan dengan pengacara Hotman Paris terkait dugaan pencemaran nama baik. Ia menegaskan bahwa prioritaskannya saat ini adalah menghadapi urusan hukum pribadinya, yang dianggap lebih mendesak. "Karena saya hari Senin banyak urusan tentang kasus hukum saya. Dalam ajaran Islam juga disuruh bahwa kita harus mendahulukan kepentingan diri dan keluarga kita. Jadi, saya berprinsip urusan Vadel nomor dua, urusan saya nomor satu," jelasnya tegas.
Kasus ini menarik perhatian publik setelah Nikita Mirzani melaporkan Vadel Badjideh, yang merupakan kekasih dari Lolly, atas tuduhan tindakan asusila terhadap anak di bawah umur. Kasus ini semakin kompleks ketika keluarga Vadel, yang diwakili oleh Umar Badjideh, melaporkan balik Nikita pada 7 Oktober 2024, menuding kekasihnya telah mengalami pencemaran nama baik.
Perkembangan kasus ini menunjukkan bahwa konflik antara kedua belah pihak semakin memanas. Dengan penundaan pemeriksaan yang mendatang, nasib dan kelanjutan kasus ini akan terus ditunggu. Situasi ini juga memberikan gambaran lebih luas mengenai bagaimana hukum berinteraksi dengan dunia selebriti, di mana faktor popularitas seringkali mempengaruhi persepsi publik dan penanganan hukum.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi publik untuk memahami beberapa hal mengenai bagaimana jalannya kasus hukum di Indonesia, terutama yang melibatkan sosok-sosok publik. Berikut adalah beberapa poin penting terkait penundaan pemeriksaan ini:
-
Urgensi dalam Hukum: Setiap insan hukum memiliki hak untuk mendapatkan pendampingan hukum yang memadai. Dalam konteks ini, Razman memilih untuk mengutamakan masalah hukum pribadinya.
-
Pengaruh Media: Keseluruhan kasus ini mendapatkan sorotan media yang intens, mempengaruhi opini publik dan bagaimana kasus ditangani lewat jalur hukum.
-
Pentingnya Proses Hukum: Meskipun penundaan bisa dianggap mengganggu, hal ini adalah bagian dari prosedur hukum yang berlaku. Setiap pihak berhak untuk memastikan bahwa mereka memiliki perwakilan hukum yang kompeten dan tersedia saat dibutuhkan.
- Dampak Psikologis: Dalam kasus yang melibatkan tuduhan serius, baik pihak pelapor dan terlapor sering kali merasakan dampak psikologis yang tidak ringan, yang juga harus dipertimbangkan dalam proses hukum.
Sebagaimana proses hukum berjalan, masyarakat kini menanti perkembangan lebih lanjut setelah pemeriksaan yang dijadwalkan pada 13 Februari mendatang. Penundaan ini merupakan salah satu dari sekian banyak dinamika yang terjadi di dunia hukum, terutama berkaitan dengan figur publik yang sering kali menempatkan mereka di bawah sorotan.