Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menekan angka kematian akibat penggunaan rokok. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa tiap tahun, sekitar 300.000 orang di Indonesia meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok. Sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak kedua di dunia, pemerintah dinilai perlu merumuskan strategi alternatif untuk mengatasi masalah ini.
Dalam konteks ini, metode Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) menjadi sorotan. Dr. Ronny Lesmana, seorang ahli fisiologi dari Universitas Padjajaran, menekankan bahwa dukungan pemerintah sangat penting dalam riset terkait THR. "Data dari penelitian menjadi komparasi yang baik sebagai dasar bagaimana memutuskan suatu regulasi. Pemerintah harus investasi untuk penelitian, termasuk metode alternatif ini," ungkapnya.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan terkait THR sebagai strategi alternatif:
Penelitian dan Riset: Riset mengenai THR saat ini masih minim di Indonesia, karena banyak penelitian yang didominasi oleh sudut pandang tembakau sebagai komoditas. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah terhadap kesehatan.
Manfaat THR: Dr. Ronny menyebutkan bahwa penerapan THR dalam kebijakan publik dapat menyelamatkan sekitar 4,6 juta jiwa di Indonesia hingga tahun 2060. Di negara-negara maju, THR telah terbukti efektif dalam menurunkan angka perokok. Misalnya, di Swedia, tingkat merokok turun dari 15 persen menjadi 5,3 persen dalam 15 tahun terakhir berkat penerapan strategi THR.
Perubahan Paradigma Pemerintah: Saat ini, pendekatan pemerintah masih terlalu ketat dalam melihat produk tembakau alternatif. Dr. Ronny menegaskan bahwa perlu ada perubahan paradigma, dengan memahami bahwa opsi alternatif dapat membantu perokok yang masih terikat dengan kebiasaan merokok untuk beralih ke yang lebih aman.
Pendidikan Masyarakat: Pemahaman tentang THR sebagai strategi untuk mengurangi risiko kesehatan akibat rokok perlu diperkenalkan kepada masyarakat. Konsep ini harus disosialisasikan agar lebih banyak perokok yang mempertimbangkan untuk beralih ke metode yang lebih aman.
- Kerja Sama Antara Peneliti dan Pemerintah: Ahli kesehatan Wahyu Widowati juga menekankan pentingnya kolaborasi antara peneliti, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan lainnya. “Perlu langkah sangat serius dari seluruh pihak," ujarnya. Langkah ini penting untuk menciptakan data yang solid dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang lebih baik.
Dengan demikian, Indonesia perlu mengeksplorasi dan merancang strategi yang lebih efektif dalam menghadapi krisis kesehatan akibat rokok. Dukungan pemerintah dalam penelitian dan penerapan metode alternatif seperti THR dapat menjadi kunci dalam menurunkan angka kematian dan risiko penyakit yang terkait penggunaan rokok.
Melalui pendekatan yang berbasis data dan pemahaman yang lebih mendalam, diharapkan angka kematian akibat rokok di tanah air dapat berkurang secara signifikan. Ini adalah langkah yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari bahaya rokok.