Pemerintah telah secara resmi menunjuk Kabupaten Bintan, yang terletak di Kepulauan Riau, sebagai salah satu lokasi untuk pengembangan padi gogo. Penunjukan ini bertujuan untuk mendukung program swasembada pangan nasional, yang semakin mendesak di tengah tantangan ketahanan pangan yang dihadapi bangsa. Keputusan ini disampaikan melalui Surat Keputusan (SK) Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Kepala Badan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian Kepri, Ahmad Tohir Harahap, mengungkapkan bahwa total target pengembangan padi gogo di Bintan mencapai luas 323,97 hektare. “Kami berharap pengembangan ini dapat berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi masyarakat setempat,” ungkap Tohir dalam sebuah konferensi pers di Tanjungpinang.
Proses pengembangan ini melibatkan kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) setempat, yang telah melakukan identifikasi lokasi CPCL di kawasan perhutanan sosial Bintan. Langkah tersebut mengarah kepada pengembangan kelompok tani hutan (KTH) di wilayah Bintan dan Tanjungpinang. Kegiatan identifikasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pengembangan padi gogo dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bersinergi dengan lahan yang ada.
Tohir menjelaskan bahwa budidaya padi gogo ini akan dilaksanakan seperti budidaya tanaman pangan lainnya, seperti jagung dan kacang tanah, yang dapat dilakukan di lahan kering. “Kami juga memanfaatkan lahan di bawah tegakan tanaman yang belum menghasilkan, seperti durian dan kelapa, untuk meningkatkan produktivitas,” jelasnya.
Untuk mencapai keberhasilan dalam budidaya padi gogo, dukungan dari berbagai pihak menjadi krusial. Tohir menegaskan bahwa pengembangan padi gogo masih relatif baru bagi para petani di Bintan. Oleh karena itu, edukasi dan pelatihan kepada petani merupakan bagian penting dari program ini agar mereka dapat memahami teknik budidaya yang efektif.
Sambutan positif datang dari para petani lokal, termasuk Ketua KTH Sumber Rezeki, Muhammad Aziz. Ia menegaskan bahwa pengembangan padi gogo di lahan kering di Kepri memiliki peluang dan potensi yang besar, terutama jika berhasil mencapai hasil panen yang optimal. Aziz, yang memiliki pengalaman bertani padi gogo di Pulau Jawa, menyatakan kesiapannya dan anggota kelompok tani lainnya untuk terlibat dalam program ini guna mengembangkannya di wilayah Kepulauan Riau. “Saya dan anggota lainnya siap ikut serta dalam program ini sekaligus mencoba mengembangkannya di wilayah Kepri,” tutur Aziz.
Proyek pengembangan padi gogo ini adalah langkah strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut, di mana lahan tadah hujan sering kali terbatas. Dengan dukungan pemerintah dan keterlibatan aktif petani lokal, diharapkan proyek ini dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan petani serta ketersediaan pangan di daerah.
Melihat peluang yang ada, masyarakat, khususnya petani di Bintan, diharapkan dapat memanfaatkan edukasi dan teknik budidaya yang akan diperkenalkan oleh BSIP dan Dinas terkait. Keberhasilan pengembangan padi gogo di Kabupaten Bintan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam rangka mendukung program swasembada pangan di Indonesia. Upaya ini juga sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjamin ketahanan pangan di seluruh wilayah negara.