Dunia

Pemimpin Kelompok Islam dan Yahudi Bertemu Rahasia di Skotlandia

Para pemimpin senior dari komunitas Islam dan Yahudi di Inggris telah mengadakan sebuah pertemuan rahasia yang menarik perhatian, berlangsung di Kastil Drumlanrig, Skotlandia pada Januari 2025. Pertemuan ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara kedua komunitas pasca-konflik Gaza, di tengah meningkatnya ketegangan antara mereka. Dalam pertemuan tersebut, sebanyak sebelas pemimpin agama hadir, dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh dengan latar belakang berbeda.

Perjanjian yang dihasilkan dari pertemuan itu, yang disebut sebagai Perjanjian Drumlanrig, diserahkan kepada Raja Charles III pada tanggal 11 Februari 2025. Momen ini dipandang sebagai sebuah langkah monumental dalam menciptakan rekonsiliasi di antara dua komunitas yang telah menghadapi tantangan sosial dan politik yang signifikan.

Pertemuan ini diadakan atas undangan Duke of Buccleuch, namun gagasan awalnya datang dari Imam Sayed Razawi, pemimpin Masyarakat Ahlul Bait Skotlandia, yang telah bekerja keras selama setahun untuk mewujudkan pertemuan ini. "Awalnya, orang-orang merasa gugup ketika memasuki kastil yang besar ini. Namun, dalam waktu satu setengah jam, semua orang mulai bercanda, berbicara tentang keluarga masing-masing, dan membahas berbagai isu yang ada," katanya mengenai suasana di acara tersebut.

Kedatangan para pemimpin agama di Kastil Drumlanrig meliputi perwakilan dari kalangan Sunni dan Syiah, serta pegawai pemerintah dan tokoh masyarakat setempat. Ephraim Mirvis, kepala rabi dari United Hebrew Congregations of the Commonwealth, juga berperan penting dalam proses ini. Ia menekankan bahwa kesepakatan ini adalah langkah awal yang berani untuk membangun kembali kepercayaan antara komunitas Muslim dan Yahudi.

Dokumen yang ditandatangani terdiri dari beberapa poin penting yang menunjukkan niat kedua komunitas untuk bekerja sama. Berikut adalah beberapa inti dari Perjanjian Drumlanrig:

  1. Komitmen terhadap Dialog: Kedua pihak menegaskan pentingnya dialog yang berkelanjutan dan saling menghormati untuk memperbaiki hubungan.
  2. Kolaborasi Praktis: Terdapat komitmen untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif yang mendukung kelompok masyarakat yang paling rentan di Inggris.
  3. Pengakuan Warisan Bersama: Perjanjian ini juga menyoroti warisan spiritual bersama antara Islam dan Yahudi, dengan harapan menciptakan jembatan pemahaman.
  4. Pemberantasan Islamofobia dan Antisemitisme: Harapan untuk membentuk badan bersama yang dapat memantau insiden-insiden yang berkaitan dengan Islamofobia dan antisemitisme di negara tersebut.

Raja Charles III menyambut baik pertemuan ini dan menyebutnya sebagai momen luar biasa dalam sejarah hubungan antaragama di Inggris. "Para pemimpin merasa terhormat untuk menyerahkan salinan perjanjian ini kepada yang mulia raja di Istana Buckingham, yang menunjukkan signifikansi nasional dan sosial yang mendalam," ujar pernyataan bersama para tokoh agama.

Ephraim Mirvis juga menambahkan, "Kami tidak mengabaikan perbedaan, kami mengakuinya. Namun, kami mengirimkan pesan yang kuat bahwa di tengah perpecahan, saat lebih mudah untuk mundur ke dalam ketakutan dan kecurigaan, kami siap untuk mengambil jalan menuju rekonsiliasi."

Pertemuan ini diakhiri setelah delapan jam diskusi, di mana para pemimpin agama menyepakati kesepakatan yang disiapkan sebelumnya. Pada pertengahan Februari, mereka bertemu kembali di Spencer House, London, untuk secara resmi menandatangani dan menyerahkan dokumen tersebut.

Kesepakatan ini tidak hanya diharapkan menjadi awal dari hubungan yang lebih baik antara dua komunitas, tetapi juga menjadi model bagi dialog antaragama di seluruh dunia, di tengah tantangan yang terus bermunculan. Dengan dukungan dari masyarakat, langkah ini bisa menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju perdamaian dan kohesi sosial di Inggris dan kawasan lain yang memiliki keragaman serupa.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button