
Mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI menjadi salah satu solusi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mendapatkan modal dengan bunga yang rendah. Namun, tidak sedikit calon debitur yang mengalami penolakan saat mengajukan KUR ini. Penolakan tersebut sering kali disebabkan oleh kesalahan yang dapat dihindari. Oleh karena itu, penting bagi pemohon untuk memahami beberapa faktor yang dapat menyebabkan pengajuan KUR BRI ditolak.
Salah satu alasan paling umum penolakan pengajuan KUR adalah dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai. Berikut beberapa kesalahan yang sering ditemukan terkait kelengkapan dokumen:
KTP atau Kartu Keluarga (KK) Tidak Sesuai: Data pada KTP atau KK harus sesuai dengan informasi yang ada di sistem bank. Ketidaksesuaian data dapat menjadi penyebab utama penolakan.
Surat Izin Usaha Tidak Lengkap atau Tidak Sah: Calon debitur harus memastikan bahwa surat izin usaha, seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Keterangan Usaha (SKU), sudah lengkap dan tidak kedaluwarsa.
NPWP Tidak Terdaftar atau Tidak Sesuai: Nomor Pokok Wajib Pajak juga harus sesuai dengan identitas pemohon. Ketidaksesuaian ini dapat menggagalkan pengajuan.
- Bukti Usaha Tidak Jelas: Kesulitan dalam menyediakan laporan keuangan atau rekening usaha yang aktif juga menjadi penyebab seringnya pengajuan ditolak.
Untuk menghindari masalah ini, pemohon harus memastikan bahwa semua dokumen yang diperlukan sudah lengkap dan sesuai dengan informasi terbaru. Jika terdapat perubahan data kependudukan, penting untuk memperbarui informasi tersebut di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) sebelum mengajukan.
Selain kelengkapan dokumen, faktor lainnya yang dapat mengganggu proses pengajuan adalah skor kredit yang buruk. Pihak bank biasanya akan mengecek riwayat kredit pemohon melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Riwayat kredit yang buruk, misalnya, pernah menunggak cicilan atau memiliki utang macet, dapat meningkatkan kemungkinan pengajuan ditolak. Oleh karena itu, sebelum mengajukan KUR, penting untuk memeriksa skor kredit dan memastikan tidak ada tunggakan pinjaman lain, termasuk cicilan kartu kredit.
Selanjutnya, adanya kesesuaian usaha dengan kriteria yang ditetapkan juga menjadi fokus utama. KUR BRI hanya diberikan kepada UMKM yang produktif dan memenuhi kriteria tertentu. Beberapa jenis usaha yang tidak berpeluang menerima KUR antara lain:
- Usaha yang tergolong industri berisiko tinggi atau tanpa legalitas yang jelas.
- Usaha yang baru berdiri dan belum memiliki riwayat transaksi yang memadai.
- Usaha yang tidak sesuai dengan sektor yang menjadi prioritas pemerintah.
Sebelum mengajukan KUR, penting bagi pemohon untuk memastikan bahwa usaha yang dijalankan memenuhi semua kriteria penerima KUR dan memiliki dokumen legalitas yang jelas.
Aspek lain yang seringkali terabaikan adalah kepemilikan rekening di BRI. Calon peminjam sebaiknya menyadari bahwa memiliki rekening aktif di BRI dapat meningkatkan peluang persetujuan pengajuan KUR. Rekening yang aktif mencerminkan adanya riwayat transaksi usaha yang sehat. Jika belum memiliki rekening di BRI, disarankan untuk segera membukanya dan mulai melakukan transaksi usaha melalui rekening tersebut.
Terakhir, kesalahan dalam pengisian formulir pengajuan juga sering kali menyebabkan penolakan. Kesalahan kecil seperti salah memasukkan data pribadi, nominal pinjaman, atau jenis usaha dapat berakibat fatal. Dalam hal ini, disarankan agar pemohon memeriksa kembali semua data yang dimasukkan dan jika perlu, meminta bantuan petugas bank untuk memastikan keakuratan informasi yang disampaikan.
Dengan memahami berbagai kesalahan yang sering membuat pengajuan KUR BRI ditolak, calon peminjam dapat mengambil langkah proaktif untuk memenuhi semua persyaratan yang ada. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pinjaman modal usaha melalui program KUR, yang merupakan salah satu langkah strategis dalam pengembangan UMKM di Indonesia.