Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memulai masa pemerintahannya dengan serangkaian tindakan yang mencerminkan perubahan signifikan dalam kebijakan di berbagai sektor. Dalam waktu hanya tiga hari, Trump mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif, yang tidak hanya berdampak pada kebijakan domestik tetapi juga menciptakan reaksi luas di tingkat internasional. Salah satu langkah paling kontroversial yang diambil adalah menarik keanggotaan AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan membatasi pengakuan gender.
Dalam konteks kebijakan imigrasi, Trump menyatakan keadaan darurat di perbatasan selatan AS, meluncurkan operasi deportasi massal dan mengizinkan militer untuk berperan sebagai petugas imigrasi. Ini menyusul laporan bahwa sekitar 1,4 juta orang telah menerima perintah deportasi terakhir, dengan lebih dari 660.000 orang berada di bawah pengawasan imigrasi akibat pelanggaran hukum. Selain itu, Trump juga mengambil langkah untuk memperkuat pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko, berfokus pada peningkatan pengamanan wilayah tersebut.
Dengan kebijakan perdagangan, Trump memberikan penekanan pada perlindungan ekonomi domestik melalui peninjauan ulang perjanjian perdagangan dengan negara-negara seperti China dan Meksiko. Tujuannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari dampak negatif perdagangan internasional yang tidak seimbang. Di sektor energi, tindakan agresif diambil dengan mempercepat ekstraksi bahan bakar fosil sekaligus menunda pengembangan energi terbarukan.
Salah satu kebijakan yang paling mencolok adalah pengakuan gender, di mana Trump berencana untuk membatasi pengakuan gender hanya pada dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Ini dianggap sebagai langkah mundur bagi banyak kelompok pembela hak asasi manusia yang berjuang untuk pengakuan lebih luas atas identitas gender. Sekaligus, program-program terkait keberagaman dan kesetaraan dalam lembaga pemerintah dihapuskan, yang menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Selanjutnya, keputusan untuk menarik AS dari WHO memberikan dampak yang signifikan di kancah internasional, terutama dalam konteks penanganan pandemi COVID-19. Keputusan ini termasuk pengakhiran semua transfer dana AS ke WHO dan menghentikan negosiasi terkait perjanjian pandemi yang diusulkan oleh organisasi tersebut. Banyak pihak mengkhawatirkan implikasi langkah ini terhadap kerjasama global dalam kesehatan masyarakat, terutama di tengah situasi krisis kesehatan yang dihadapi dunia.
Berikut adalah rangkuman kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump dalam tiga hari pertama menjabat:
Kebijakan Imigrasi:
- Menyatakan keadaan darurat di perbatasan selatan.
- Mengizinkan militer bertindak sebagai petugas imigrasi.
- Menghentikan program penerimaan pengungsi.
- Membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko.
Kebijakan Perdagangan dan Ekonomi:
- Fokus pada peninjauan perjanjian perdagangan, terutama dengan China.
- Mengarahkan lembaga untuk menurunkan harga konsumen.
Kebijakan Energi:
- Menekan pengembangan energi terbarukan.
- Mempercepat perizinan proyek energi besar.
Kebijakan Sosial:
- Membatasi pengakuan gender pada dua jenis kelamin.
- Menghapus posisi terkait keberagaman di pemerintahan.
- Kesehatan dan Internasional:
- Menarik keanggotaan AS dari WHO.
- Mencabut kebijakan penanganan COVID-19 era sebelumnya.
Langkah-langkah ini jelas menunjukkan arah kebijakan Trump yang lebih konservatif, dengan fokus pada isu-isu seperti keamanan nasional dan perlindungan kepentingan domestik. Bahkan, beberapa tindakan tersebut telah menimbulkan perdebatan hukum dan protes dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam konteks ini, pengembangan kebijakan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat AS dan dunia internasional secara keseluruhan.