![Penghasilan Nol, Ari Bias Jual Alat Musik Meski Lagu Banyak Dikenal](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Penghasilan-Nol-Ari-Bias-Jual-Alat-Musik-Meski-Lagu-Banyak.jpg)
Ari Bias, seorang pencipta lagu yang pernah memiliki banyak hits, kini mengalami kondisi yang cukup miris. Meskipun lagu-lagunya sering dinyanyikan oleh berbagai penyanyi, ia mengungkapkan bahwa penghasilannya tetap nol. Dalam sebuah wawancara, Ari menceritakan tentang titik terendah dalam karier musiknya dan keputusan sulit yang ia ambil untuk menjual semua alat musik miliknya.
Dalam pengakuannya, Ari mengungkapkan rasa frustasinya meski banyak lagu ciptannya yang sukses di pasaran. “Ada pada satu waktu saya di titik yang ‘Ah males nih main musik lagi’. Saya sudah menghasilkan banyak hits, itu fakta ya bukan sombong, itu kan prestasi,” tutur Ari di kanal YouTube Badai TiVi. Namun, pengalaman tersebut tidak diimbangi dengan imbalan yang layak, membuatnya merasa seolah-olah hanya menjadi penonton di panggung yang seharusnya ia miliki.
Penghasilan yang minim ini membuatnya mempertanyakan keberlangsungan profesinya. “Nyatanya lagu saya banyak dipakai di panggung-panggung mereka. Tapi kok saya hanya nonton doang nih, nggak ada hasilnya gitu? Apa mungkin emang begitu?” lanjutnya. Ari menggambarkan profesinya sebagai pencipta lagu seolah-olah ia adalah seorang pekerja sosial yang menghibur tanpa pamrih. “Ya udah lah mungkin emang begitu, emang nasib pencipta lagu emang begitu kali ya,” ujarnya.
Di tengah ketidakpastian tersebut, Ari akhirnya memutuskan untuk beralih dari dunia musik. Keputusannya ini diambil setelah menyadari bahwa profesi sebagai pencipta lagu tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara finansial. “Jadi saya udah nggak pengin bikin lagu lagi,” tegasnya. Pada tahun 2015, Ari menjual seluruh alat musik yang ia miliki. “Keyboard saya ada 4-5, jualin semua,” katanya, menggambarkan betapa drastisnya langkah yang ia ambil. Sisa dari alat musik yang dijualnya hanya menyisakan sebuah mikrofon.
Adanya keputusan untuk menjual alat musik tidak datang tanpa kesedihan. Ari memang telah mencurahkan banyak waktu dan usaha untuk menciptakan musik, namun tekanan finansial akhirnya memaksanya untuk menjalani kehidupan yang jauh berbeda. “Gitar jualin semua, komputer aja nggak dijual, (alat-alat studio) jual semua. Sisa mic doang,” ungkapnya dengan nada pelan.
Setelah memutuskan untuk berhenti menciptakan lagu, Ari berusaha mencari usaha lain untuk menghidupi dirinya. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Ia mengakui pernah tertipu dalam usaha yang dicoba, yang menunjukkan bahwa bakatnya memang lebih cocok di bidang musik. “Ada yang ketipu juga akhirnya, karena mungkin memang bakat saya di musik ya jadi untuk beralih ke usaha lain mungkin nggak bakat dan nggak punya pengalaman,” tambah Ari.
Kisah Ari Bias ini sekaligus mencerminkan tantangan yang sering dihadapi oleh banyak pencipta lagu di industri musik. Meskipun karya mereka sering dinyanyikan dan dihargai oleh masyarakat, masih banyak pencipta lagu yang tidak mendapatkan penghasilan yang layak untuk menghargai usaha dan kreativitas mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengaturan hak cipta dan keadilan dalam industri musik, agar pencipta lagu bisa mendapatkan imbalan yang sesuai dengan karya yang mereka buat.
Keberanian Ari untuk berbagi kisahnya menjadi pengingat bagi banyak orang tentang kompleksitas kehidupan seorang seniman. Masyarakat perlu lebih peduli dan memahami bahwa di balik lagu-lagu yang indah, ada cerita dan perjuangan dari penciptanya yang tidak selalu mendapatkan pengakuan yang semestinya. Ari Bias terus menjadi contoh nyata dari berbagai dinamika dalam dunia musik, di mana keberhasilan tidak selalu diukur dari popularitas semata, tetapi juga dari kesejahteraan penciptanya.