Seorang pilot Angkatan Udara Amerika Serikat berhasil selamat setelah jet tempur F-35 berkursi tunggal jatuh pada Selasa, 28 Januari 2025, selama latihan di Pangkalan Angkatan Udara Eielson, Alaska. Peristiwa ini menciptakan kekhawatiran akan keselamatan dan keandalan pesawat siluman canggih ini. Kolonel Paul Townsend, komandan Wing Tempur ke-354, mengonfirmasi bahwa pilot telah mengeluarkan pernyataan keadaan darurat sebelum kecelakaan terjadi.
Menurut Townsend, jet tempur mengalami kerusakan saat terbang, namun pilot berhasil keluar dari pesawat dan kini berada dalam kondisi stabil, sedang menjalani evaluasi di fasilitas medis. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat mengalami fase pendaratan, menyebabkan kerusakan signifikan pada badan pesawat. Pangkalan Eielson sendiri terletak sekitar 25 mil (40 kilometer) di selatan Fairbanks, Alaska, dan telah menjadi homebase untuk jet tempur F-35 sejak 2016.
Kejadian ini mengingatkan masyarakat akan beberapa insiden sebelumnya yang melibatkan jet tempur F-35. Pada bulan Mei 2025, sebuah pesawat F-35 jatuh setelah pilot melakukan pengisian bahan bakar di New Mexico. Pilot tersebut mengalami luka serius dan harus dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan. Selain itu, pada bulan Oktober 2023, penyelidikan terhadap insiden jatuhnya F-35 lainnya di Carolina Selatan menemukan bahwa pilot melontarkan diri tanpa perlu, yang menyebabkan pesawat terbang tanpa kendali selama 11 menit sebelum jatuh.
Kolonel Townsend mengungkapkan bahwa Angkatan Udara berkomitmen untuk melakukan investigasi menyeluruh mengenai kecelakaan ini, dengan harapan dapat meminimalkan kemungkinan kejadian serupa di masa mendatang. Proses investigasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan mencari solusi yang dapat meningkatkan keselamatan penerbangan.
Sebagai salah satu pesawat tempur paling canggih di dunia, F-35 dirancang untuk memiliki kemampuan terbang yang mumpuni dan dapat menjalani misi selama lebih dari 12 jam. Pesawat ini juga memiliki jangkauan yang luas, mampu mencapai hampir di mana saja di belahan bumi utara dalam satu misi. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi, berbagai tantangan dalam operasional dan keselamatan juga muncul.
Angkatan Udara AS menyadari pentingnya menjaga keselamatan para pilot dan kelangsungan operasional pesawat tempur mereka. Oleh karena itu, tindakan investigasi tidak hanya menjadi langkah yang wajib dilakukan, tetapi juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Sejumlah langkah pencegahan segera diambil setelah kecelakaan ini. Beberapa di antaranya meliputi:
- Penyelidikan Mendalam: Pangkalan Angkatan Udara Eielson melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan data mengenai penyebab jatuhnya pesawat.
- Evaluasi Keselamatan: Seluruh misi penerbangan dengan F-35 akan dievaluasi untuk menilai risiko dan menerapkan prosedur keselamatan baru jika diperlukan.
- Pelatihan Ulang Pilot: Menghadirkan program pelatihan ulang bagi para pilot untuk memastikan mereka siap menghadapi situasi darurat yang tidak terduga.
- Koordinasi dengan Pihak Terkait: Berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk industri penerbangan, untuk mendapatkan masukan mengenai pengoperasian dan pemeliharaan pesawat.
Dengan perhatian yang tinggi terhadap keselamatan dan performa jet tempurnya, Angkatan Udara AS berharap insiden ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Upaya investigasi dan perbaikan yang dilakukan diharapkan dapat memperkuat keandalan dan efektivitas operasional F-35 dalam menghadapi tantangan di masa depan.