
Dengan meningkatnya kasus kanker di seluruh dunia, perhatian terhadap dampak psikososial yang dialami pasien kanker menjadi semakin penting. Penelitian menunjukkan bahwa 30-35% pasien kanker mengalami gangguan kejiwaan pada berbagai fase penyakit, dengan kondisi ini bervariasi berdasarkan stadium dan jenis kanker yang diderita. Selain itu, 15-20% pasien lainnya mengalami masalah psikologis seperti kecemasan, hilangnya makna hidup, dan tekanan eksistensial yang tidak tergolong sebagai gangguan dalam sistem diagnostik yang umum.
Pasien kanker anak tidak terkecuali dari masalah ini. Penanganan kanker pada anak tidak hanya membutuhkan pengobatan medis seperti kemoterapi dan radioterapi, tetapi juga dukungan psikososial yang tidak kalah penting. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, anak-anak yang didiagnosis kanker sering kali menunjukkan gejala psikologis seperti kemarahan, kecemasan, depresi, dan kehilangan harapan. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat memperburuk kesehatan mereka secara keseluruhan dan menurunkan kualitas hidup. Pasien yang mengalami gangguan psikologis cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan mereka yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Dukungan psikososial mencakup beberapa aspek yang dapat membantu pasien kanker. Berikut adalah beberapa bentuk dukungan yang dapat diberikan:
- Konseling: Membantu pasien menghadapi emosi dan perasaan yang muncul selama proses perawatan.
- Pendidikan: Memberikan informasi yang diperlukan tentang kondisi medis mereka dan proses pengobatan.
- Dukungan Spiritual: Menawarkan kesempatan bagi pasien dan keluarga untuk mengeksplorasi spiritualitas mereka yang dapat memberikan penghiburan.
- Dukungan Kelompok: Memfasilitasi interaksi antara pasien untuk berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain.
- Layanan Profesi: Didukung oleh psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor yang terlatih untuk membantu pasien melalui proses emosional yang mereka alami.
Di Jakarta, upaya untuk memberikan dukungan psikososial bagi pasien kanker, terutama anak-anak, dilakukan oleh Yili Indonesia Dairy (YID) melalui kerjasama dengan Yayasan Sahabat Ayah Sarah. Yayasan ini berkomitmen membantu pasien kanker dari keluarga yang kurang mampu. Zaenuddin, perwakilan yayasan, menyatakan bahwa saat ini terdapat 20 anak terdaftar yang menerima dukungan. Ia menekankan pentingnya dukungan sosial dan materi selama perawatan, agar pasien tidak hanya fokus pada pengobatan tetapi juga pada kualitas hidup yang lebih baik.
Menurut Yu Miao, Presiden Direktur Yili Indonesia Dairy, kerjasama dengan Yayasan Sahabat Ayah Sarah bertujuan untuk memahami dan memberikan dukungan kepada pasien kanker. “Kami berusaha memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarganya selama menjalani perawatan di Jakarta, sehingga mereka dapat lebih fokus pada proses penyembuhan,” ungkapnya.
Inisiatif tersebut juga mencakup pemberian donasi serta mainan yang dapat membantu menghibur anak-anak selama menjalani perawatan. Aktivitas ini diharapkan dapat meringankan beban psikologis yang dihadapi pasien kanker dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya dukungan psikososial untuk pasien kanker, perhatian lebih perlu diberikan tidak hanya pada pengobatan fisik tetapi juga pada kesehatan mental mereka. Melalui berbagai bentuk dukungan, diharapkan pasien kanker dapat memiliki harapan yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik pula selama masa perawatan.