Teknologi

Perbandingan Teknologi: DeepSeek vs ChatGPT yang Harus Anda Tahu

DeepSeek dan ChatGPT merupakan dua model AI canggih yang menawarkan layanan chatbot berbasis kecerdasan buatan, masing-masing dengan pendekatan teknis yang berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar dari kedua sistem tersebut, dengan fokus pada aspek teknologi, arsitektur, dan penerapannya.

Keduanya menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP), yang memungkinkan program komputer untuk mengerti dan menghasilkan teks menggunakan bahasa alami. Namun, DeepSeek yang dikembangkan oleh tim peneliti Cina menyediakan model sumber terbuka (open-source) yang dapat diakses oleh pengembang perangkat lunak, sedangkan ChatGPT dari OpenAI merupakan model tertutup. Ini menjadi salah satu perbedaan utama yang mempengaruhi cara kedua model ini digunakan.

Perbedaan teknis yang mencolok antara DeepSeek dan ChatGPT terletak pada arsitektur yang mereka gunakan. Berikut adalah rincian dari kedua model:

  1. Teknologi dan Arsitektur

    • DeepSeek mengadopsi arsitektur Mixture of Experts (MoE). Model ini membagi pemrosesan tugas ke beberapa submodel yang disebut ‘experts’, sehingga hanya bagian-bagian tertentu dari model yang diaktifkan saat menerima input.
    • ChatGPT menggunakan arsitektur Generative Pre-trained Transformer yang bersifat monolitik, di mana seluruh jaringan bekerja simultan untuk memproses input.
  2. Hasil

    • Kecepatan dan Efisiensi: DeepSeek memiliki waktu respons yang lebih cepat dalam tugas-tugas tertentu karena desain modular, sedangkan ChatGPT menawarkan kinerja yang konsisten namun mungkin tidak secepat DeepSeek di area khusus.
    • Keakuratan dan Kedalaman Respons: ChatGPT unggul dalam menangani pertanyaan kompleks dengan respons yang terperinci, sementara DeepSeek sangat efektif pada domain spesifik namun mungkin kurang mendalam dalam konteks luas.
  3. Penggunaan

    • Spesialisasi dan Fleksibilitas: DeepSeek lebih unggul dalam tugas teknis seperti pengodean dan pemecahan masalah logis. Di sisi lain, ChatGPT menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, cocok untuk berbagai用途, seperti penulisan kreatif dan dukungan pelanggan.
  4. Kustomisasi

    • DeepSeek menawarkan potensi kustomisasi yang lebih besar, tetapi memerlukan keahlian teknis yang lebih dalam, sedangkan ChatGPT memberikan opsi kustomisasi yang lebih mudah untuk digunakan, menjadikannya lebih aksesibel bagi pengguna umum.
  5. Biaya dan Aksesibilitas

    • DeepSeek sepenuhnya gratis dan bersifat open-source, memberikan akses tanpa batas bagi siapa pun. Sebaliknya, ChatGPT memiliki opsi gratis dan berbayar, di mana fitur-fitur canggih dapat diakses melalui langganan.
  6. Pengalaman Pengguna

    • ChatGPT dikenal dengan antarmuka yang ramah pengguna, sehingga lebih mudah diakses oleh khalayak umum. Sementara itu, pengguna DeepSeek mungkin memerlukan pengalaman teknis yang lebih untuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada.
  7. Etika
    • Dalam hal pengumpulan data, DeepSeek mengumpulkan informasi seperti alamat IP, yang menimbulkan pertanyaan terkait regulasi perlindungan data seperti GDPR. Di sisi lain, OpenAI menerapkan berbagai kebijakan privasi untuk memenuhi standar GDPR, walau tantangan tetap ada terkait transparansi pengolahan data.

Konsep dan pendekatan dari kedua model ini mencerminkan evolusi dalam dunia kecerdasan buatan dengan berbagai aplikasi dan tujuan yang berbeda. DeepSeek dengan pendekatan open-source dan spesialisasinya, serta ChatGPT dengan fleksibilitas dan kemudahan penggunaannya, menjadikan keduanya sebagai pilihan menarik dalam pengembangan chatbot berbasis AI.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button