Perempuan Ikut Tren ‘Kabur Aja Dulu’ Rentan Jadi Korban TPPO

Ketika fenomena media sosial ‘Kabur Aja Dulu’ viral, muncul kekhawatiran imbasnya terhadap perempuan yang lebih rentan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Gerakan ini mengajak banyak individu untuk pergi meninggalkan daerah tempat tinggalnya, namun tanpa disertai pemahaman mendalam tentang risiko yang mungkin dihadapi, terutama bagi perempuan.

Staf Ahli Menteri Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Indra Gunawan, menekankan pentingnya literasi dan akses informasi bagi perempuan agar tidak terjebak dalam praktik perdagangan manusia, termasuk penipuan khususnya terkait lowongan kerja di luar negeri yang marak terjadi. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa “Perempuan dapat terjebak dalam modus penipuan ini karena ketidaktahuan. Oleh karena itu, informasi yang tepat dan akses mudah bagi perempuan perlu diperluas.”

Berdasarkan analisisnya, kurangnya pengetahuan tentang risiko bekerja ke luar negeri bisa meningkatkan kerentanan perempuan terhadap eksploitasi. Miskomunikasi seperti ini berpotensi menjebak mereka dalam keadaan tanpa dukungan, dan yang lebih mengkhawatirkan, bisa terpapar pada tindak pidana perdagangan orang.

Indra juga menyoroti potensi realitas pahit yang dapat dihadapi perempuan yang terlibat dalam gerakan ini. Tanpa dokumen yang sah atau berpindah di bawah kendali pihak yang tidak bertanggung jawab, mereka bisa berada dalam posisi yang lebih berbahaya. Ia mengungkapkan, "Akses informasi ini menjadi penting agar perempuan memahami keuntungan dan kerugian bekerja di luar negeri. Kita perlu tahu tantangan yang akan dihadapi, karena tidak mudah untuk hidup di luar negeri."

Untuk itu, ia mengimbau perempuan agar lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan di luar negeri. Indra menekankan bahwa semua proses harus dilakukan secara legal. "Informasi sangat penting untuk perempuan, karena isu gender berhubungan dengan akses informasi. Seringkali perempuan ketinggalan dalam hal ini, jadi edukasi yang tepat harus diberikan kepada mereka."

Mungkin saat ini, kesadaran masyarakat tentang potensi ancaman TPPO bagi perempuan yang terlibat dengan gerakan tersebut menjadi sangat penting. Selain itu, agar perempuan bisa lebih waspada, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari risiko dalam konteks ini:

  1. Edukasi Diri Sendiri: Memperoleh informasi mengenai risiko bekerja di luar negeri sangat penting untuk menghindari penipuan.

  2. Verifikasi Tawaran Pekerjaan: Pastikan untuk memeriksa keabsahan surat tawaran kerja sebelum menerima atau melakukan langkah lebih lanjut.

  3. Mencari Dukungan: Selalu diskusikan rencana dengan keluarga atau teman dekat sebelum membuat keputusan besar.

  4. Kenali Hak Anda: Pahami hak-hak yang dimiliki sebagai pekerja migran agar tidak mudah terperdaya oleh tawaran yang menggoda.

  5. Laporkan Kasus Penipuan: Jika menemui indikasi penipuan atau situasi tidak aman, laporkan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan bantuan.

Kesadaran akan risiko dan akses informasi yang memadai bisa menjadi langkah awal pencegahan TPPO terhadap perempuan yang sangat rentan. Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi perempuan untuk memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan berkolaborasi dengan organisasi yang memiliki kapasitas dalam memberikan edukasi dan advokasi untuk melindungi masyarakat dari perilaku merugikan. KemenPPPA dan lembaga terkait diharapkan dapat terus memberikan edukasi agar perempuan lebih siap dan tidak menjadi korban dalam tren yang sedang marak saat ini.

Berita Terkait

Back to top button