PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) mencatatkan laba bersih yang signifikan sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2024. Pencapaian tersebut menjadi sorotan utama di kalangan pelaku industri keuangan, mengingat persaingan yang ketat di pasar perbankan. Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli, menjelaskan bahwa laba bersih tersebut didorong oleh berbagai faktor strategis, termasuk peningkatan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4 persen dan perbaikan kualitas kredit.
Dalam paparannya, Meliza menegaskan pentingnya dukungan ekosistem kemitraan yang solid antara Permata Bank dan Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali. "Pencapaian ini tidak terlepas dari pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan serta penerapan digitalisasi dalam operasional kami," ujar Meliza dalam konferensi pers yang diadakan pada 15 Februari 2025 di Jakarta.
Beberapa sumber cuan yang mendukung pencapaian positif Permata Bank di tahun 2024 antara lain:
-
Peningkatan Penyaluran Kredit: Di tahun 2024, penyaluran kredit meningkat sebesar 9 persen secara tahunan, mencapai Rp155 triliun. Pertumbuhan ini didorong terutama oleh segmen korporasi yang tumbuh 12 persen menjadi Rp89 triliun, diikuti dengan pertumbuhan segmen komersial dan konsumer masing-masing sebesar 6 persen dan 4 persen.
-
Perbaikan Kualitas Aset: Kualitas aset yang semakin sehat tercermin dari penurunan rasio Gross Non-Performing Loans (NPL) menjadi 2,1 persen, lebih baik dibandingkan dengan 2,9 persen di tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan upaya bank dalam menjaga portofolio kredit agar tetap aman dan terjaga.
-
Pengelolaan Biaya yang Efisien: Permata Bank mencatatkan rasio Cost-to-Income (CIR) sebesar 50 persen di tahun 2024, lebih baik dibandingkan dengan 52 persen pada tahun sebelumnya. Pengelolaan biaya yang efisien memberikan ruang bagi bank untuk meningkatkan laba di tengah meningkatnya pendapatan.
-
Total Simpanan Nasabah yang Tinggi: Pada tahun 2024, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun, dengan rasio Current Account Savings Account (CASA) di level 55 persen. Ini menunjukkan kepercayaan nasabah yang terus meningkat, memberikan stabilitas pada pendanaan bank.
-
Rasio Loan-to-Deposit (LDR): Rasio LDR mencapai 83 persen, meningkat dari 75 persen di tahun 2023. Kenaikan ini menunjukkan kemampuan bank dalam memanfaatkan dana simpanan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
- Cadangan yang Kuat: Permata Bank terus menjaga cadangan atas potensi penurunan risiko kredit dengan rasio NPL coverage dan rasio Loan at Risk (LAR) coverage masing-masing di level 375 persen dan 97 persen. Hal ini menunjukkan komitmen bank untuk tetap prudent dalam pengelolaan risiko.
Perubahan logo dan perusahaan sebagai bagian dari rebranding juga menjadi langkah signifikan dalam memposisikan Permata Bank sebagai bank lokal yang memiliki visi regional dan jaringan global. "Tahun 2024 adalah momen penting bagi kami untuk berkembang bersama dengan seluruh pemangku kepentingan," jelas Meliza seraya menambahkan bahwa mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik bagi nasabah.
Dengan total aset yang tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun, Permata Bank menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, serta terus menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dari keseluruhan hasil yang diraih, Permata Bank menunjukkan bahwa labilitas yang terkendali dan dukungan dari pemegang saham adalah kunci kesuksesan dalam industri perbankan yang kompetitif saat ini.