Hiburan

Pernikahan Arwah Resmi Tayang di Bioskop: Siapkan Diri!

Film "Pernikahan Arwah" (The Butterfly House) resmi tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, menyajikan sebuah kisah horor yang segar dengan sentuhan budaya Tionghoa yang jarang dieksplorasi dalam perfilman tanah air. Kolaborasi perdana antara Entelekey Media Indonesia dan Relate Films ini berhasil menghadirkan nuansa unik yang layak disaksikan oleh penonton lokal maupun internasional.

Sutradara film ini, Paul Agusta, menjelaskan bahwa "Pernikahan Arwah" adalah proyek yang memiliki makna personal baginya. "Saya ingin membawa elemen horor yang lebih dari sekadar jumpscare. Budaya Tionghoa memiliki banyak tradisi spiritual yang menarik, dan saya ingin mengangkatnya dengan pendekatan yang lebih emosional dan penuh makna," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima.

Film ini bercerita tentang sepasang kekasih, Salim dan Tasya, yang menghadapi teror dari arwah leluhur keluarga Salim. Dalam rangka mempersiapkan foto pre-wedding, mereka memilih untuk melakukannya di rumah keluarga Salim setelah kehilangan bibi Salim—satu-satunya anggota keluarga sedarah yang baru saja meninggal. Di tengah persiapan pemakaman, Salim menemui tuntutan ritual dari keluarganya yang mengharuskan dia untuk membakar dupa di sebuah altar misterius setiap harinya agar nyawanya tidak terancam.

Kehadiran Tasya dan tim foto pre-wedding ke rumah tersebut memicu munculnya arwah leluhur Salim dari masa pendudukan Jepang, yang kemudian meneror mereka. Tasya tergerak untuk menyelidiki misteri masa lalu keluarga Salim, berusaha menenangkan arwah agar calon suaminya terbebas dari kewajiban ritual.

Untuk meningkatkan daya tarik film ini, berikut adalah beberapa poin menarik yang dapat diperhatikan:

  1. Sentuhan Budaya Tionghoa: Film ini menawarkan eksplorasi budaya yang mendalam, menjadikannya berbeda dari film horor Indonesia lainnya.

  2. Tema Emosional: Selain ketegangan, film ini mengangkat tema cinta, keluarga, dan takdir, yang dapat menyentuh hati penonton.

  3. Pemeran Berkualitas: Dengan bintang-bintang seperti Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, dan Verdi Solaiman, film ini didukung oleh aktris dan aktor berbakat yang membawa karakter-karakternya hidup.

  4. Perluasan Pasar: Selain tayang di Indonesia, "Pernikahan Arwah" akan diputar di beberapa negara Asia lainnya, termasuk Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, dan Myanmar.

Morgan Oey, salah satu pemeran utama, berharap film ini akan memberikan pengalaman horor yang berbeda. "Film ini tidak hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga cerita yang menyentuh tentang keluarga, takdir, dan cinta. Semoga film ini dapat diterima oleh masyarakat luas dan menjadi alternatif tontonan yang menarik," ungkapnya.

"Selain elemen horor yang khas, kami ingin penonton merasakan kedalaman cerita yang dihadirkan. Ini bukan hanya sekadar tentang menakut-nakuti, tetapi juga tentang menjalani dan memahami tradisi yang ada," tambah Paul Agusta.

Film "Pernikahan Arwah" telah menarik perhatian banyak penggemar film horor dan budaya, berkat pendekatan unik yang dihadirkannya. Dengan plot yang menggabungkan elemen supernatural dan dramatik, film ini diharapkan dapat menyajikan pengalaman menonton yang tak terlupakan bagi setiap penontonnya, serta memicu diskusi tentang tradisi dan kepercayaan yang ada di masyarakat. Penggemar film horor jelas tidak ingin melewatkan film ini saat melakukan kunjungan ke bioskop dalam waktu dekat.

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button