Gadget

Persaingan Qualcomm vs MediaTek: Pertarungan Teknologi 6G Makin Seru!

Persaingan dalam teknologi 6G semakin sengit dan memanas di antara dua raksasa chipset, Qualcomm dan MediaTek. Kedua perusahaan ini kini berlomba untuk mengembangkan dan menstandarisasi teknologi generasi berikutnya, yang diharapkan akan membawa revolusi dalam komunikasi mobile. Dengan pengumuman dari Samsung dan Arm mengenai pengembangan 6G setahun lalu, Qualcomm dan MediaTek kini mengambil langkah besar untuk menjadi pemimpin dalam inovasi ini.

Qualcomm telah siap tampil di ajang Mobile World Congress (MWC) 2025 yang digelar mulai 3 Maret 2025 di Barcelona. Dalam acara tersebut, perusahaan ini berencana untuk memamerkan berbagai inovasi mereka yang berkaitan dengan teknologi 6G. Qualcomm yakin bahwa tahun ini akan menandai awal dari proses standardisasi 6G yang sangat dibutuhkan. Dalam upayanya, Qualcomm bermitra dengan Nokia Bell Labs dan Rhode & Schwarz untuk menyempurnakan visinya mengenai jaringan generasi berikutnya.

Sementara itu, MediaTek juga berkomitmen untuk tidak ketinggalan dalam perlombaan ini. Mereka meluncurkan sejumlah inisiatif yang mencakup teknologi canggih seperti komputasi hibrida dan uji coba pita lebar NR-NTN (Non-Terrestrial Networks) pada orbit Bumi rendah (LEO). MediaTek memperkenalkan juga sub-band full duplex (SBFD) dan modem 5G M90 Advanced yang baru, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan konektivitas.

Presiden MediaTek, Joe Chen, menekankan bahwa fokus utama perusahaan adalah pada pengembangan konektivitas dan integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam pernyataannya di MWC 2025, Chen menyampaikan, "Tujuan utama kami adalah meningkatkan kehidupan sehari-hari melalui inovasi teknologi." Untuk mempercepat upaya pengembangan teknologi 6G, MediaTek telah menjalin kemitraan strategis dengan beberapa nama besar di industri, antara lain Nvidia, Intel, dan G Reigns.

Persaingan antara Qualcomm dan MediaTek dalam pengembangan 6G tidak hanya terbatas pada inovasi produk, tetapi juga meliputi beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, antara lain:

  1. Kolaborasi Strategis: Baik Qualcomm maupun MediaTek memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan lain dalam upaya mereka. Qualcomm menggandeng Nokia Bell Labs dan Rhode & Schwarz, sementara MediaTek berkolaborasi dengan Nvidia, Intel, dan G Reigns untuk menciptakan solusi yang lebih efektif.

  2. Fokus pada Konektivitas: Keduanya sangat menekankan pada pentingnya konektivitas yang ditingkatkan. Dengan teknologi 6G, mereka berharap dapat menawarkan bandwidth yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah, yang akan menjadi kunci dalam mendukung berbagai aplikasi di masa depan.

  3. Integrasi Kecerdasan Buatan (AI): MediaTek menunjukkan komitmennya dalam diakselerasi pengembangan AI yang mendukung teknologi komunikasi. Dengan AI, mereka berharap untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pengguna.

  4. Inovasi Produk: Qualcomm mengedepankan modem canggih sebagai bagian dari teknologi 6G yang mereka tawarkan. Sementara itu, MediaTek menyediakan teknologi seperti SBFD dan modem M90 5G yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal kecepatan dan efisiensi.

Kedua perusahaan ini tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menyajikan teknologi 6G yang lebih baik. Qualcomm berharap dapat mempercepat proses standardisasi, sementara MediaTek menunjukkan kemajuan yang cepat dalam pengembangan produk. MWC 2025 di Barcelona diharapkan bisa menjadi momen penting untuk melihat bagaimana kedua raksasa ini berkontribusi dalam membangun masa depan komunikasi mobile. Mengingat pentingnya teknologi 6G, persaingan antara Qualcomm dan MediaTek dalam inovasi ini kemungkinan akan terus berlangsung dengan ketat, dan semakin menarik untuk disimak.

Budi Santoso adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button