Bisnis

PertaLife Targetkan Optimalisasi Pendapatan 2025 Dengan Asuransi Pesangon

PT Perta Life Insurance, lebih dikenal sebagai PertaLife, terus berupaya memaksimalkan pendapatan pada tahun 2025 melalui strategi pemasaran yang fokus pada produk asuransi pesangon, yakni Manfaat Akhir Pesangon (MAPS). Dalam konferensi pers di Bogor, Direktur Pemasaran PertaLife, Martino Faishal Saudi, menjelaskan bahwa produk ini dirancang khusus untuk menyasar segmen pasar captive, terutama di dalam lingkungan Pertamina Group dan mitranya, seperti PT Timah Tbk.

Saat ini, PertaLife memiliki dua segmen pasar utama: captive dan non-captive. Segmen captive mencakup nasabah yang berada di dalam jaringan Pertamina dan mitranya, sedangkan non-captive meliputi pelanggan di luar grup tersebut. Faishal mengungkapkan tantangan dalam mengembangkan segmen non-captive, mengingat persaingan yang semakin ketat di industri asuransi. “Ini cukup menantang karena persaingan antar asuransi besar semakin ketat,” katanya.

Untuk memanfaatkan potensi di segmen captive, PertaLife merencanakan beberapa langkah strategis, antara lain:

1. Mengimplementasikan produk MAPS di seluruh Pertamina Group.
2. Menjual asuransi perjalanan dinas yang terintegrasi dengan aplikasi Digital Transactions Management (DTM).
3. Mengelola program asuransi kesehatan serta Asuransi Purna Jabatan (ASPUJAB) bagi direksi dan komisaris Pertamina Group.

Melalui produk MAPS, PertaLife menargetkan kontribusi premi sebesar Rp333,36 miliar. Selain optimalisasi di segmen captive, perusahaan juga berencana memperluas penetrasi pasar non-captive, dengan produk andalan yang akan memberikan kontribusi premi sebesar Rp292,13 miliar, di mana PT Petrokimia menargetkan kontribusi terbesar sejumlah Rp253,86 miliar.

Mengenai saluran distribusi, Faishal menekankan pentingnya memperluas jangkauan kepada nasabah dengan memanfaatkan berbagai kanal seperti bancassurance melalui bank umum, BUMN, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR), serta platform fintech, termasuk MyPertamina. Digitalisasi layanan menjadi salah satu kunci keberhasilan, di mana nasabah menginginkan kemudahan dalam pendaftaran hingga proses klaim secara daring. “Bisnis ini tidak bisa dikelola secara manual. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan IT Pertamina untuk memastikan proses digitalisasi berjalan optimal,” ujarnya.

Tantangan tidak hanya datang dari persaingan, tetapi juga dari perubahan kebijakan yang harus dihadapi dalam market captive. Implementasi PSAK 117 telah berdampak pada pencatatan keuangan dan operasional perusahaan. PertaLife berkomitmen untuk melakukan penyesuaian produk dan target pasar, termasuk penjualan produk personal accident melalui aplikasi DTM sebagai respons terhadap perubahan tersebut. “Setiap perubahan kebijakan adalah tantangan, tapi sekaligus peluang. Dengan langkah yang tepat, kami percaya dapat menjaga kesinambungan bisnis dan terus bertumbuh,” tambah Faishal.

Sepanjang tahun 2024, PertaLife mencatat pendapatan premi mencapai Rp1,2 triliun, meningkat 38,72% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun hasil investasi sedikit mengalami penurunan menjadi Rp142 miliar, perusahaan tetap mencatat laba setelah pajak sebesar Rp82,8 miliar, meski terdampak penurunan 13,82% YoY. Namun, Direktur Utama PertaLife, Hanindio W. Hadi, tetap optimis karena laba tetap berada di atas target RKAB 2024. “Karena investasi dan premi windfall di bulan Desember, ada satu produk yang menambah pendapatan ratusan miliar,” jelasnya.

Dari sisi kesehatan finansial, PertaLife menunjukkan performa positif dengan ekuitas mencapai Rp591 miliar, yang tumbuh 14,63% YoY. Aset perusahaan juga mengalami peningkatan mencapai Rp3,1 triliun, dengan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) RI meningkat signifikan menjadi Rp1,69 triliun. Tingkat kesehatan finansial perusahaan yang diukur dari Risk Based Capital (RBC) mencapai 347,90%, jauh di atas rata-rata minimal yang ditetapkan oleh OJK sebesar 120%.

Dengan berbagai strategi yang diterapkan, PertaLife berkomitmen untuk menjadi penyedia layanan asuransi yang andal, menjawab tuntutan pasar yang terus berubah, terutama di segmentasi pesangon yang menjadi andalan bagi pertumbuhan perusahaan di tahun 2025 dan seterusnya.

Rina Lestari

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button