Sains

Perusahaan AI Perplexity Usulkan Tawaran Baru Akuisisi TikTok

Perplexity AI, sebuah mesin pencari yang memanfaatkan kecerdasan buatan, baru-baru ini mengajukan tawaran akuisisi baru untuk aplikasi media sosial TikTok. Menurut laporan dari TechCrunch yang diterbitkan pada Senin (27/1/2025), tawaran ini mencakup usulan untuk memberikan pemerintah Amerika Serikat hingga 50% kepemilikan di entitas baru yang akan dibentuk dari merger antara Perplexity, TikTok AS, dan investor ekuitas tambahan.

Dalam proposal yang telah direvisi tersebut, Perplexity berencana untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) yang diperkirakan akan bernilai sekitar USD 300 juta. Proses ini akan memungkinkan pemerintah AS menerima saham setelah IPO, sementara ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, diyakini akan mempertahankan sebagian kepemilikan dalam entitas baru tersebut.

Tawaran terbaru ini merupakan respons dari Perplexity terhadap permintaan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump sebelumnya. Trump telah menjadi penggagas utama masalah ini dengan menuntut penjualan TikTok atau penerapan larangan di AS terkait kekhawatiran soal keamanan nasional. Ancaman nyata terhadap kelangsungan TikTok di AS muncul saat pemerintah memberikan perintah kepada ByteDance untuk menjual aplikasi tersebut atau berisiko menghadapi larangan operasi.

Adanya ancaman dari pemerintahan Trump ini terasa semakin mendesak setelah TikTok gagal memenuhi tenggat waktu pemisahan dari ByteDance yang jatuh pada 19 Januari 2025. Namun, Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk memberikan perpanjangan waktu selama 75 hari, di mana dia menyarankan agar TikTok dapat dijual melalui usaha patungan. Dalam skema ini, pihak AS diharapkan dapat menguasai hingga 50% dari kepemilikan.

Revisi tawaran Perplexity tidak hanya dilatarbelakangi oleh kepentingan monetisasi, tetapi juga respon langsung terhadap masukan dari pemerintah. Menurut sumber yang dekat dengan isu ini, langkah Perplexity dalam mengajukan tawaran baru menunjukkan keseriusan mereka untuk menyelesaikan krisis ini dan mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak.

Rencana akuisisi ini menjadi menarik karena menggabungkan kemampuan teknologi canggih dari Perplexity di bidang kecerdasan buatan dengan basis pengguna TikTok yang luas dan beragam. TikTok sendiri merupakan salah satu platform paling populer di dunia, dengan jutaan pengguna aktif yang berinteraksi setiap harinya.

Dengan potensi kombinasi ini, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan mengenai dampak dari penggabungan ini:

  1. Keamanan Data: Keraguan mengenai keamanan data pengguna akan menjadi fokus utama saat akuisisi ini berlangsung. Merger ini diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran tersebut dengan menawarkan transparansi yang lebih besar kepada pengguna.

  2. Inovasi Teknologi: Gabungan teknologi AI dari Perplexity dengan platform TikTok dapat melahirkan fitur baru yang lebih interaktif dan menarik bagi pengguna.

  3. Pangsa Pasar: Dengan kepemilikan pemerintah AS, langkah ini juga bisa memperluas jangkauan TikTok di pasar yang lebih besar dan lebih aman, memberikan TikTok keunggulan kompetitif di antara aplikasi lainnya.

  4. Dampak Ekonomi: Dalam jangka panjang, akuisisi ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memacu pertumbuhan ekonomi di sektor teknologi dan media sosial.

  5. Regulasi yang Ketat: Perusahaan hasil merger akan tetap berada di bawah pengawasan ketat dari regulator AS, yang mungkin berdampak pada strategi bisnis mereka.

Meskipun masih dalam fase perundingan, tawaran Perplexity AI menghadirkan peluang menarik bagi baik TikTok maupun pemerintah AS. Langkah ini mencerminkan upaya yang kuat untuk menciptakan model bisnis baru yang lebih adaptif dan berorientasi pada kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah. Keberhasilan penggabungan ini akan bergantung pada bagaimana semua pihak dapat menavigasi tantangan ini, serta mendorong inovasi dalam industri yang terus berkembang pesat.

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button