Pengacara Razman Arif Nasution baru-baru ini mengungkapkan pesan terakhir dari putri Nikita Mirzani, Laura Meizani Nasseru Asry, atau yang akrab disapa Lolly, sebelum dijemput dari rumah sakit (RS) Polri. Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui channel YouTube, Razman mengungkapkan bahwa Lolly meminta agar ia tidak mempercayai sejumlah pihak, termasuk polisi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta ibunya sendiri, Nikita Mirzani.
Lolly yang sebelumnya berada dalam perlindungan rumah aman, kini berada dalam perhatian publik setelah Razman mengungkapkan pesan penting tersebut. “Pesan terakhir Lolly kepada saya itu, ‘Om, tolong jangan percaya polisi di Polres Jaksel, jangan percaya dengan KPAI, jangan percaya dengan rumah aman, jangan percaya dengan Kementerian PPA, jangan percaya dengan kuasa hukum NM, jangan percaya sama Nikita,'” kata Razman, mengingat kembali pertemuan terakhirnya dengan Lolly.
Pernyataan ini memicu kecurigaan di pihak Razman terhadap Nikita Mirzani. Melihat situasi yang dihadapi Lolly, Razman beranggapan ada upaya sistematis dari pihak tertentu untuk menjauhkan Lolly darinya. “Ada by design yang saya lihat, agar Lolly dijauhkan dari saya. Mungkin ada sesuatu tabir gelap yang akan diungkap. Padahal, dia (Lolly) sudah cerita semuanya kepada saya,” tambahnya sambil menekankan sinyal bahaya atas keselamatan Lolly.
Munculnya pesan ini menjadi perhatian karena dapat diartikan sebagai ketidakpercayaan Lolly terhadap otoritas yang seharusnya melindunginya. Razman menilai bahwa ada sesuatu yang tidak beres terkait penjemputan Lolly oleh pihak yang diakui sebagai bibi dari kuasa hukum Nikita Mirzani. Razman menegaskan bahwa tidak mungkin seseorang bisa mengenal anggota keluarga tanpa terlebih dahulu bertemu dengan ayahnya. “Tidak ada itu, ayah kandung saja tidak pernah bertemu dengan Lolly. Bagaimana dia bisa bertemu dengan budenya, sementara dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya,” tegasnya.
Dalam konteks ini, posisi Lolly sebagai anak dalam situasi yang rumit semakin memperjelas kekhawatiran Razman. Dia mencurigai bahwa Lolly dijauhkan dari berbagai interaksi yang seharusnya bisa memberinya perlindungan dan dukungan. Razman pun berulang kali menyoroti kebingungan dalam situasi ini, khususnya terkait siapa saja yang dapat diandalkan dalam urusan perlindungan anak tersebut.
Pesan kunci yang disampaikan Lolly kepada Razman mencakup beberapa poin utama yang patut dicermati lebih lanjut:
1. Ketidakpercayaan terhadap pihak Kepolisian, khususnya Polres Jakarta Selatan, yang seharusnya memberikan perlindungan.
2. Ragu terhadap keputusan dan tindakan lembaga perlindungan anak seperti KPAI.
3. Menyampaikan pesannya agar tidak mempercayai nikita Mirzani dan kuasa hukumnya.
Kondisi ini menunjukkan adanya ambiguitas dalam kasus yang melibatkan Lolly. Keluarga, terutama Razman, tampaknya berusaha mencari kejelasan di tengah ketidakpastian. Dengan situasi yang mengulik hubungan personal dan profesional di antara tokoh-tokoh ini, hal tersebut menambah lapisan kompleks terhadap masalah hukum yang sudah ada sebelumnya.
Kehidupan Lolly dan beragam konflik yang melibatkannya akan terus menjadi sorotan, seiring pengacara dan orang-orang di sekitarnya berupaya untuk melindungi hak dan keselamatan sang putri. Ketika pesan terakhir Lolly mengemuka, situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya komunikasi dan kepercayaan dalam interaksi anak dengan orang dewasa, terutama dalam konteks perlindungan anak yang seharusnya menjadi prioritas utama.