
Bridal shower kini menjadi tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari rangkaian pernikahan di Indonesia. Momen ini menjadi satu cara bagi teman-teman dan keluarga terdekat untuk memberikan dukungan kepada calon mempelai wanita menjelang pernikahan. Baru-baru ini, konten kreator Jessica Jane menarik perhatian publik dengan momen bridal shower yang ia adakan bersama sahabat-sahabatnya. Acara tersebut, yang berlangsung menjelang hari pernikahannya dengan Erwin Phang pada Sabtu, 12 April 2025, mendapatkan banyak pujian karena tampak elegan dan bebas dari coretan-coretan nyeleneh yang sering kali menghiasi acara serupa.
Tradisi bridal shower sebetulnya memiliki akar sejarah yang panjang dan bervariasi. Menurut sumber yang dihimpun dari Dallas Oasis, bridal shower merupakan acara yang diadakan untuk memberikan hadiah kepada pengantin wanita sebelum pernikahan. Acara ini biasanya dilaksanakan dua hingga tiga minggu sebelum pernikahan dan dihadiri oleh orang-orang terdekat yang dipilih oleh pengantin wanita. Dalam pelaksanaannya, bridal shower termasuk acara yang eksklusif, di mana biasanya hanya dimainkan oleh perempuan dan calon pengantin pria beserta pihak laki-laki lainnya tidak diperkenankan hadir.
Sejarah bridal shower berkaitan dengan praktik dowry, di mana benda-benda berharga diberikan oleh pihak mempelai wanita kepada mempelai pria. Jika keadaan finansial keluarga tidak memungkinkan, teman-teman terdekat bisa membantu memberikan hadiah sebagai pengganti dowry. Tradisi ini memungkinkan calon mempelai wanita untuk menikah dengan pasangan pilihannya meskipun tanpa dukungan langsung dari orangtuanya.
Bridal shower mulai dikenal sekitar tahun 1860-an di Belgia, khususnya di daerah Brussels. Tradisi ini pun mulai berkembang di negara lain, meskipun istilah dan cara perayaannya bisa berbeda-beda. Di Inggris, catatan sejarah menunjukkan bahwa bridal shower atau yang dikenal dengan nama The Brides Ale, dilaksanakan dengan cara yang sangat unik—mempelai wanita menjual bir kepada tamu undangan dengan harga tinggi sebagai bentuk perayaan.
Di Amerika Serikat, bridal shower menjadi tren yang populer terutama pada tahun 1980-an. Acara ini sering kali dimeriahkan dengan hiburan seperti musik live, permainan, hingga beragam makanan yang menjadi favorit pengantin wanita. Meski istilah “shower” yang berarti membasuh atau mandi, tidak dimaknai secara literal, namun merujuk pada tradisi di mana pengantin wanita “disiram” dengan hadiah-hadiah dari tamu undangan.
Kembali ke momen bridal shower Jessica Jane, kehadiran beberapa sahabatnya mengundang perhatian karena acara tersebut mengusung tema yang cenderung elegan tanpa unsur pemandangan yang tidak sesuai. Sosok Jessica dinilai mampu menjaga classy vibes di tengah dunia yang sering disertai oleh konten yang berlebihan atau nyeleneh. Hal ini menjadi sorotan di media sosial, di mana banyak orang mengapresiasi kesopanan dan keanggunan yang ditonjolkan selama acara.
Jessica Jane tidak hanya memperlihatkan sisi glamor dari sebuah tradisi bridal shower, tetapi juga bagaimana menjaga arti dari momen yang seharusnya menjadi intimacy dan bond di antara teman-teman dekatnya. Dengan dekorasi yang menawan dan suasana hangat, acara ini berhasil menciptakan kenangan nilai emosional bagi semua yang terlibat.
Momen bridal shower Jessica Jane, yang diwarnai oleh kebersamaan dan cinta, menggambarkan betapa pentingnya tradisi ini dalam merayakan fase baru dalam hidup seorang wanita. Dalam hal ini, bridal shower bukan sekadar acara tetapi juga merupakan simbol dukungan sosial dari teman dan keluarga untuk siap menyambut masa depan yang baru.