
MD Pictures telah menggelar Pesta Rakyat dalam rangka menandai gala premiere film Pabrik Gula. Acara ini berlangsung di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, dan menjadi ajang untuk merayakan perilisan film yang dinantikan ini. Pesta Rakyat Pabrik Gula menyajikan berbagai penampilan seni dan budaya yang mewakili tema film, termasuk tarian tradisional kuda lumping dan prosesi manten tebu—ritual yang dilakukan di pabrik gula sebelum proses penggilingan tebu.
Acara ini mengambil konsep seremonial yang mirip dengan selamatan musim panen tebu yang umumnya dilakukan di pabrik-pabrik gula di Jawa. Dalam tradisi tersebut, masyarakat menggelar arak-arakan manten tebu, memberikan sesaji, dan menyelenggarakan pasar malam sebagai hiburan. Elemen-elemen budaya ini menjadi salah satu daya tarik utama film tersebut, yang dirilis dalam format versi 17+ dan akan tayang di bioskop mulai 31 Maret 2023.
Pabrik Gula tidak hanya menghadirkan unsur horor, tetapi juga memadukan drama dan komedi dengan sentuhan budaya lokal. “Film Pabrik Gula memiliki elemen-elemen nuansa budaya yang kami angkat. Menarik sekali film horor ini bagi saya karena bukan hanya horor tetapi ada drama, komedi, menyatu semua,” ungkap produser sekaligus CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi.
Pengambilan gambar untuk film Pabrik Gula dilakukan di beberapa pabrik gula yang masih beroperasi di Jawa, khususnya di Cirebon dan Yogyakarta. Film ini dibintangi oleh jajaran aktor muda berbakat, seperti Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, dan Erika Carlina, serta melibatkan 28 tim termasuk sutradara dan para pemeran yang siap menerbangkan nama Indonesia ke dunia perfilman internasional.
Pada kesempatan kali ini, MD Pictures juga mempersiapkan keberangkatan tim ke Los Angeles, Amerika Serikat, untuk menghadiri gala premiere film ini. “Lebaran hari pertama, 31 Maret akan tayang serentak di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Setelah itu, langsung di AS juga akan rilis. Yang pasti, tanggal 26 Maret kami siap berangkat ke LA untuk Gala Premiere,” tambah Manoj Punjabi saat konferensi pers.
Film ini menjadi salah satu pengharapan baru bagi industri film nasional untuk dapat bersaing di kancah internasional. Dengan memadukan budaya lokal serta elemen horor, Pabrik Gula memberikan warna baru bagi perfilman Indonesia yang diharapkan dapat menarik perhatian penonton tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke pasar luar negeri.
Film Pabrik Gula disutradarai oleh Awi Suryadi dan ditulis oleh Lele Laila, berdasarkan kekayaan intelektual SimpleMan. Penonton diajak untuk menyaksikan pagelaran wayang lengkap di pabrik-pabrik gula sebagai bagian dari pengalaman menonton film yang unik. Keterlibatan budaya dan tradisi dalam film ini memberikan harapan besar bahwa Pabrik Gula dapat menjadi salah satu pelopor genre film horor yang berakar pada budaya Indonesia.
Dengan semua persiapan yang dilakukan untuk peluncuran film ini di dalam serta luar negeri, harapan tinggi diletakkan pada Pabrik Gula untuk menjadi representasi yang kuat dari industri film Indonesia di skena global. Penggemar film Indonesia dapat menantikan bagaimana film ini akan diterima oleh penonton, baik di dalam negeri maupun di luar, saat tayang secara serentak pada tanggal yang telah ditentukan.