
JAKARTA – Aksi unik terjadi di tengah gelombang protes di Turki terbaru, di mana seekor Pikachu muncul di antara pengunjuk rasa yang mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dalam video berdurasi delapan detik yang viral di media sosial, terlihat Pikachu dalam kostum kuning yang khas, lari terbirit-birit saat dikejar oleh polisi. Momen lucu ini berhasil menarik perhatian dan menciptakan banyak reaksi di dunia maya.
Video tersebut diunggah oleh akun @nexta_tv dan kini telah ditonton lebih dari 14,2 juta kali. Komentar-komen lucu berdatangan, mencerminkan kreativitas dan humor netizen. Salah seorang pengguna dengan akun @Ripped Otaku menyatakan, “Tolong jangan membawa Pokemon ke dalam dunia politik,” menyoroti absurditas situasi. Lainnya, dengan akun @GR menuliskan, “Ini 2025, Pokemon adalah manusia juga,” mengisyaratkan bahwa wacana sosial sudah memasukkan elemen fiksi ke dalam kenyataan politik.
Aksi balik dari Pikachu bukan hanya sekadar lelucon. Dia muncul di tengah unjuk rasa besar-besaran yang menuntut kebebasan berbicara dan hak-hak demokratis. Protes ini dipicu oleh penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang dikenal sebagai sosok oposisi kuat terhadap Erdogan. Imamoglu dituduh melakukan korupsi; namun, banyak pendukungnya meyakini bahwa tuduhan ini bernuansa politik, bertujuan untuk melemahkan oposisi menjelang pemilu 2028.
Demonstrasi tersebut menyebar ke berbagai kota di Turki, seperti Ankara, Istanbul, dan Antalya, di mana ribuan warga turun ke jalan. Polisi merespons dengan kekerasan, menggunakan meriam air, semprotan merica, dan peluru plastik, menciptakan ketegangan di tengah aksi damai tersebut. Di Universitas Teknik Timur Tengah, mahasiswa yang berusaha menyampaikan pernyataan publik pun mengalami tindakan keras, termasuk serangan gas air mata.
Penangkapan Imamoglu, yang terjadi di saat yang sangat menentukan, meningkatkan justifikasi di kalangan para pengunjuk rasa bahwa pemerintah sedang berusaha menciptakan ketidakadilan hukum. Pihak pemerintah, melalui Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc, menegaskan bahwa tidak ada unsur politik dalam tindakan ini, dan menekankan bahwa tidak ada seorang pun, termasuk pejabat terpilih, yang kebal hukum. Namun, banyak kelompok hak asasi manusia menganggap tindakan keras ini sebagai tanda kemunduran demokrasi di negara tersebut.
Menjadi sorotan utama, Pikachu berfungsi sebagai simbol kreatif untuk menyoroti isu-isu serius di dalam arena politik. Kehadirannya yang lucu di antara gelombang protes memberikan nuansa berbeda terhadap aksi demonstrasi yang berlangsung tegang. Pikachu, meski hanya karakter fiksi, sejatinya menjadi jembatan komunikasi antara generasi muda dan realitas politik yang kerap kali menyedihkan.
Aksi ini menunjukkan bagaimana elemen budaya pop bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan politik dan kekecewaan publik. Meski begitu, tetap ada risiko bagi individu yang berpartisipasi dalam demo dengan cara yang tidak konvensional, karena pemerintah telah menunjukkan ketidakberdayaan terhadap situasi seperti ini.
Peristiwa unik ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika sosial dan politik di Turki saat ini. Sementara Pikachu berlari kencang menjauh dari polisi, di baliknya terdapat ribuan suara yang menginginkan perubahan dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Dalam suasana yang penuh ketegangan ini, humor dan absurd memang sering kali menjadi cara efektif untuk mengangkat suara masyarakat.