Jet tempur F-35 Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengalami kecelakaan di Pangkalan Angkatan Udara Eielson, Alaska, pada Selasa, 28 Januari 2025. Kejadian yang tercatat terjadi sekitar pukul 12:49 siang waktu setempat ini melibatkan pilot yang berhasil melontarkan diri sebelum pesawat jatuh, menurut keterangan resmi dari para pejabat setempat. Rekaman video yang menunjukkan momen kritis tersebut telah beredar di media sosial, memperlihatkan pesawat berjatuhan dari langit.
Lokasi jatuhnya jet ini berada dalam area terproteksi Pangkalan Angkatan Udara Eielson. Kejadian ini menyebabkan kerusakan signifikan pada pesawat dan memicu perhatian dari masyarakat sekitar. Banyak warga yang berhenti di Richardson Highway, jalan raya dekat pangkalan, untuk merekam video dan mengambil foto dari kejadian tersebut. Hal ini mengganggu upaya tim darurat yang sedang menangani insiden. Pejabat setempat menegaskan bahwa fotografi di lokasi tersebut dilarang menurut hukum federal.
Pilot yang terlibat dalam insiden tersebut dilaporkan selamat dan telah dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Darat Bassett untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut. Prosedur darurat segera diaktifkan untuk menjamin keselamatan pilot dan merespons situasi di lapangan, ujar pihak berwenang. Kolonel Paul Townsend, komandan Wing Tempur ke-354, menyatakan, “Orang-orang kami adalah sumber daya terpenting kami, dan kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan dan keamanan mereka.”
Angkatan Udara AS telah meluncurkan penyelidikan menyeluruh mengenai insiden ini untuk memahami penyebab jatuhnya pesawat dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. F-35, yang dioperasikan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir AS, adalah pesawat tempur canggih yang dirancang untuk menggantikan armada pesawat yang lebih tua. Setiap unit F-35 ini memiliki nilai sekitar USD 100 juta.
Meskipun pilot berhasil melontarkan diri, insiden ini menambah catatan kecelakaan yang melibatkan jet tempur F-35. Pada tahun lalu, sebuah penyelidikan oleh Korps Marinir mengungkapkan bahwa kecelakaan serupa terjadi ketika sebuah F-35 hilang setelah terbang selama 11 menit dengan pilot telah melontarkan diri. Investigasi tersebut menyimpulkan bahwa kesalahan pilot menjadi faktor penyebab kecelakaan tersebut.
Di tengah situasi ini, Angkatan Udara AS menekankan pentingnya memperhatikan keselamatan di lapangan. Komando Angkatan Udara berupaya mencegah segala bentuk gangguan yang dapat mengganggu operasi penyelamatan dan penyelidikan yang sedang berlangsung. Penegasan ini sejalan dengan pernyataan resmi dari Kolonel Townsend yang menegaskan komitmen akan prosedur keselamatan yang ketat, serta ketersediaan sumber daya manusia yang dilindungi selama operasi.
Insiden jatuhnya jet tempur F-35 di Alaska menjadi perhatian besar tidak hanya bagi militer AS, tetapi juga bagi publik. Masyarakat di sekitar lokasi diminta untuk tidak mengambil foto atau video yang dapat mengganggu operasi kontinjensi dan menyebarkan informasi yang tidak akurat. Seiring dengan perkembangan berita mengenai penyelidikan, masyarakat akan terus memantau langkah-langkah yang diambil oleh Angkatan Udara AS guna memastikan keselamatan serta integritas operasi militer.