Pimpinan DPR Sidak Kantor PFN, Ifan Seventeen Terlambat!

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bersama dengan anggota Komisi VI DPR RI, menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Produksi Film Negara (PFN) yang terletak di Jatinegara, Jakarta Timur pada Jumat, 14 Maret 2025. Sidak tersebut bertujuan untuk meninjau kondisi sarana dan prasarana kantor PFN yang merupakan perusahaan milik negara di sektor perfilman.

Menariknya, saat Dasco dan rombongannya tiba di kantor PFN, Direktur Utama PT PFN, Riefian Fajarsyah, atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, tidak berada di tempat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengingat agenda sidak ini merupakan kesempatan penting untuk menunjukkan transparansi dan akuntabilitas di perusahaan yang baru dipimpinnya.

Setelah menunggu sekitar 40 menit, Ifan Seventeen akhirnya datang dengan terburu-buru dan langsung menuju ruang rapat di mana Dasco dan anggota Komisi VI sudah berada. Momen ini menimbulkan perhatian lebih, terutama saat Ifan tampak kelimpungan mencoba mengejar ketertinggalan dalam rapat yang sudah dimulai.

Usai kehadiran Ifan, sekitar setengah jam kemudian, Dasco memutuskan untuk melanjutkan agenda sidak dengan meninjau beberapa ruangan di kantor PFN. Dalam kunjungan tersebut, pegawai PFN menunjukkan beberapa kondisi ruang dan sarana prasarana yang tampak memprihatinkan. Ini menjadi kritikan tersendiri untuk manajemen baru PFN yang sedang melakukan transisi di bawah kepemimpinan Ifan.

Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PFN sebelumnya memang sempat menjadi sorotan publik. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa Ifan dipilih untuk mengisi posisi penting ini, yang tentunya diharapkan dapat membawa nafs baru bagi PFN. Menurut Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Violla, pemegang saham memberikan kepercayaan penuh kepada Ifan untuk mengelola perusahaan perfilman milik negara ini.

Berikut adalah beberapa poin penting yang terungkap selama inspeksi mendadak DPR di kantor PFN:

  1. Ketidakhadiran Jika: Riefian Fajarsyah, yang merupakan tokoh publik, datang terlambat saat agenda sidak berlangsung.
  2. Transisi Dan Kinerja: Sidak ini menjadi penting sebagai evaluasi awal kinerja Ifan setelah diangkat menjadi Direktur Utama PFN.
  3. Kondisi Sarana dan Prasarana: Beberapa ruang di kantor PFN dalam kondisi kurang memadai, yang menjadi PR bagi manajemen baru untuk segera diperbaiki.
  4. Dukungan Publik dan Media: Penunjukan Ifan banyak dibicarakan di media sosial dan menarik perhatian publik, sehingga kinerjanya akan terus dipantau.
  5. Rapat Tertutup: Komisi VI DPR melakukan rapat secara tertutup, menunjukkan bahasan serius terkait kinerja manajemen PFN di masa depan.

Kami juga mencatat, setelah hasil sidak ini, harapan agar manajemen baru PFN dapat segera menanggapi berbagai masukan yang diterima, terutama dalam hal perbaikan infrastruktur dan potensi pengembangan industri perfilman nasional. Sidak ini tidak hanya menjadi ajang pengawasan dari DPR, tetapi juga merupakan momen penting bagi Ifan Seventeen untuk menunjukkan kapasitas dan komitmennya dalam mengelola PFN ke depan.

Pimpinan DPR dan Komisi VI DPR terus berharap agar kehadiran Ifan dapat memberi semangat baru bagi PFN, dan kinerja optimal yang diharapkan ke depannya. Masyarakat pun menantikan langkah-langkah konkret dari manajemen baru untuk membawa PFN sebagai salah satu pelopor dalam industri perfilman Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button