
Musisi Satriyo Yudi Wahono, yang dikenal luas sebagai Piyu dari grup band Padi, mengenang keistimewaan Titiek Puspa, sosok ikonik yang dianggapnya sebagai salah satu musisi paling jenius dalam sejarah musik Indonesia. Momen-momen berharga yang dibagikan Piyu bersamaan dengan Titiek Puspa menggambarkan kedalaman hubungan mereka serta rasa hormat yang besar terhadap bakat dan kontribusinya di industri musik tanah air.
Piyu mengungkapkan bahwa pengalaman paling berkesan selama berkolaborasi dengan Titiek Puspa terjadi saat mereka tampil bersama dalam konser “Padi Reborn,” di mana mereka membawakan lagu yang populer, “Cahaya Mata.” Dalam perbincangan yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Piyu menyampaikan perasaannya, “Saya sangat dekat dengan Eyang Titiek Puspa. Dulu kami pernah konser bareng di lagu Cahaya Mata, bahkan sempat latihan bersama.” Momen ini bukan hanya menyangkut aspek profesional, tetapi juga hubungan personal yang terjalin antara keduanya.
Selain pengalaman di atas panggung, Piyu juga merasa sangat terhormat bisa berbincang santai dengan Titiek Puspa. Ia mengenang bahwa setiap percakapan dengan Titiek selalu kaya akan informasi dan penuh kehangatan. Piyu melanjutkan, “Kalau ngobrol sama Eyang Titiek itu bisa lama banget, rasanya seperti ngobrol sama Eyang sendiri. Beliau suka cerita banyak hal dan selalu membagikan pengalaman hidup dan ilmunya ke kami.” Hal ini menunjukkan bagaimana Titiek tidak hanya berperan sebagai musisi, tetapi juga sebagai mentor yang membagikan kebijaksanaan kepada generasi muda.
Titiek Puspa, yang telah berkarya selama beberapa dekade, tidak hanya diakui oleh Piyu sebagai musisi senior, tetapi juga sebagai legenda yang memiliki ciri khas luar biasa. Piyu menjelaskan, “Eyang Titiek itu jenius. Semua ide lagunya ada di dalam kepala beliau. Melodinya dibayangkan dulu, lalu ditulis dan dibuatkan lirik. Kemudian diterjemahkan oleh mendiang suaminya menjadi sebuah lagu yang utuh.” Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa meskipun Titiek tidak bisa memainkan alat musik, kreativitas dan kepiawaiannya dalam menciptakan lagu tetap tak tertandingi.
Piyu juga mengenang beberapa wejangan berharga yang disampaikan oleh Titiek Puspa. Salah satu yang paling melekat di benaknya adalah nasihat singkat namun penuh makna, “Jangan pernah capek untuk terus berkarya!” ungkapan ini menjadi mantra yang memotivasi Piyu untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia musik meskipun terdapat berbagai tantangan.
Sebagai seorang musisi yang telah menghadapi liku-liku industri, Piyu sangat menyadari pentingnya warisan yang ditinggalkan oleh senior-seniornya seperti Titiek Puspa. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Titiek tidak hanya sekadar nasehat, tetapi juga cerminan dari dedikasinya terhadap seni musik dan pengabdiannya kepada masyarakat. Titiek Puspa selalu menginspirasi banyak orang dengan karyanya, dan bagi Piyu, ia adalah sumber inspirasi yang tak ternilai.
Melalui kenangan-kenangan tersebut, Piyu Padi tidak hanya merayakan kehidupan dan kinerja almarhumah Titiek Puspa, tetapi juga mengajak generasi muda untuk terus menghargai musisi legendaris yang telah meletakkan dasar yang kokoh bagi industri musik Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran sosok seperti Titiek Puspa akan selalu diingat sebagai bagian penting dari perjalanan musik di Indonesia, memberi teladan dan inspirasi bagi para musisi yang meneruskan perjuangan di dunia yang penuh warna ini.