
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar dan Thailand. Dalam pernyataan resmi yang diunggah melalui media sosialnya pada 28 Maret 2025, Anwar menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam bagi para korban dan nenek moyang yang terpengaruh oleh bencana alam ini. Situasi yang terjadi di Mandalay, Myanmar, dan Bangkok, Thailand, saat ini telah menimbulkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa.
Kepala pemerintahan Malaysia ini menegaskan kesiapan negaranya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi para korban dan keluarga mereka. “Atas nama Malaysia, saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada mereka yang kehilangan orang tercinta, serta doa bagi yang terluka dan terpaksa mengungsi,” ujar Anwar. Pernyataan ini menunjukkan rasa solidaritas Malaysia dengan negara-negara tetangganya dan sesama anggota ASEAN yang juga merasakan dampak dari bencana ini.
Seiring dengan meningkatnya laporan mengenai kerusakan bangunan yang runtuh, Anwar mengaku khawatir akan peningkatan jumlah korban. Ia juga memantau situasi pasca-gempa di wilayah Yunnan, bagian selatan China, yang turut merasakan guncangan tersebut. Pemerintah Malaysia menyatakan dukungan penuh terhadap negara-negara yang terdampak, dan Anwar berkomitmen untuk berkontribusi dalam mitigasi bencana.
Gempa tersebut terjadi pada pukul 14.21 waktu setempat, dengan pusat gempa terletak sekitar 55 kilometer barat daya Mandalay, dengan kedalaman 57 kilometer. Getaran gempa ini tidak hanya terasa di Myanmar dan Thailand, tetapi juga meluas hingga ke negara-negara lain termasuk Bangladesh, India, Laos, dan bagian utara Malaysia. Beberapa warga di Penang melaporkan merasakan getaran gempa melalui media sosial, menambah susana tegang di kawasan tersebut.
Berkaca pada kejadian tersebut, Anwar mencatat pentingnya kerjasama antarnegara dalam menghadapi bencana alam. Ia mengakui bahwa Myanmar telah menyatakan status darurat dan Bangkok sebagai daerah terdampak, menekankan pentingnya respons cepat dalam situasi seperti ini. Kesiapan Malaysia untuk memberikan dukungan kemanusiaan diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan menjadi contoh bagi negara-negara kawasan lainnya.
Laporan tambahan menunjukkan bahwa dampak dari gempa ini cukup signifikan, dengan informasi mengenai sebanyak 81 orang tertimbun reruntuhan di Bangkok dan beberapa bangunan telah runtuh di Mandalay. Saksi di lapangan melaporkan bahwa mereka merasakan guncangan yang kuat, bahkan di ketinggian gedung bertingkat. Seorang warga bernama Sabrina Ashrab menyatakan bahwa saat guncangan terjadi, ia berada di dekat Pulau Pinang dan merasakan getaran yang cukup kuat.
Sebagai bagian dari langkah respons terhadap bencana ini, pemerintah Malaysia berkolaborasi dengan lembaga internasional dan regional untuk menyalurkan bantuan yang diperlukan. Pemberian bantuan kemanusiaan dapat meliputi penyediaan makanan, obat-obatan, serta peralatan yang dibutuhkan oleh mereka yang berada di lokasi bencana. Selain itu, Anwar berharap bahwa pemulihan dapat berjalan cepat dan hubungan erat antarnegara di kawasan dapat membawa harapan bagi para korban.
Kondisi ini menjadi pengingat bagi semua negara tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Melihat situasi di lapangan, upaya untuk meminimalkan dampak bencana di masa depan sangatlah diperlukan. Kerjasama di antara negara-negara ASEAN juga menjadi kunci dalam menangani situasi darurat seperti ini, di mana solidaritas dan tanggap darurat yang cepat sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang terkena dampak gempa.
Dengan komitmen dan perhatian yang ditunjukkan oleh Malaysia, diharapkan dapat membangkitkan semangat kebersamaan di antara bangsa-bangsa dalam menghadapi tantangan besar serupa di masa mendatang.