Ponsel Ditemukan di Perut Narapidana 6 Tahun Setelah Ditelan!

Tim medis di Rumah Sakit Spesialis Penyakit Dalam Universitas Mansoura, Mesir, berhasil melakukan intervensi medis yang mengundang perhatian luas setelah berhasil mengeluarkan sebuah ponsel dari perut seorang narapidana. Ponsel tersebut telah tertahan di dalam tubuh narapidana selama enam tahun setelah ia menelannya, menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius.

Narapidana tersebut, yang menjalani hukuman seumur hidup di Penjara Gamasa, masuk ke rumah sakit dengan kondisi yang memprihatinkan. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, termasuk rontgen, tim medis menemukan adanya ponsel di dalam perutnya. Temuan ini mengungkapkan penyebab dari berbagai masalah kesehatan yang ia alami, termasuk radang parah, tukak lambung, dan penurunan berat badan lebih dari 30 kilogram. Dari kondisi fisiknya, terlihat bahwa narapidana tersebut sangat kurus, menunjukkan dampak serius dari ponsel yang terperangkap di dalam tubuhnya.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang diambil oleh tim medis dalam menangani kasus ini:

  1. Pemeriksaan Awal: Setelah tiba di rumah sakit, narapidana menjalani pemeriksaan menyeluruh yang mencakup tes darah dan imaging untuk mengetahui kondisi kesehatannya secara keseluruhan.

  2. Rontgen: Proses rontgen menunjukkan keberadaan ponsel di dalam perut, yang menjadi penentu utama untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penanganan medis.

  3. Diagnosa Komplikasi: Tim medis mendiagnosa bahwa kondisi kesehatan narapidana sudah cukup serius, dengan gejala radang lambung dan tukak yang mengarah pada perlunya intervensi segera.

  4. Intervensi Endoskopi: Tim memutuskan untuk melakukan prosedur endoskopi sebagai solusi untuk mengeluarkan ponsel tersebut. Keputusan ini diambil untuk menghindari risiko yang lebih besar dari prosedur bedah terbuka.

Prosedur endoskopi yang dilakukan oleh tim medis berlangsung dengan sukses, memakan waktu 45 menit untuk mengekstrak ponsel yang ternyata terbungkus dalam plastik. Keberhasilan intervensi ini tidak hanya menyelamatkan nyawa narapidana, tetapi juga memperbaiki kualitas hidupnya secara signifikan.

Situasi di mana seorang narapidana mampu menelan ponsel dan menyimpannya dalam perut selama bertahun-tahun mengundang berbagai pertanyaan terkait keamanan penjara dan pengawasan terhadap narapidana. Hal ini menunjukkan potensi risiko yang ada di dalam sistem pemasyarakatan, di mana barang-barang ilegal dapat masuk dengan mudah dan menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Tim medis di Universitas Mansoura mengingatkan pentingnya perhatian lebih lanjut dalam pengawasan dan medis terhadap narapidana untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Kasus ini menjadi pengingat akan kompleksitas kesehatan yang dapat terjadi akibat kebijakan dan kondisi di dalam penjara.

Ponsel yang dikeluarkan kini menjadi simbol dari realita pahit bagi banyak narapidana, di mana akses terhadap barang-barang yang tidak seharusnya dapat berakibat fatal. Pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh serta penanganan yang cepat sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan yang serius di kalangan penghuni lembaga pemasyarakatan.

Kejadian ini tak hanya mengungkapkan risiko kesehatan di penjara, tetapi juga menarik perhatian publik dan media, membuka diskusi tentang proses rehabilitasi dan pengawasan narapidana di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, tantangan baru muncul dalam menjaga keamanan dan kesehatan bukan hanya di lingkungan penjara, tetapi juga di masyarakat secara umum.

Berita Terkait

Back to top button