Acara perpisahan bertajuk Tribute to The Daddies di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (26/1/2025) menjadi momen yang penuh emosi bagi dunia bulu tangkis Indonesia. Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, yang dikenal sebagai “The Daddies,” mengadakan pertandingan persahabatan sebagai penanda akhir karier mereka dan menghadirkan suasana yang hangat bagi seluruh penggemar dan keluarga atlet yang hadir, termasuk keluarga Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Setelah pertandingan yang melibatkan The Daddies dan pasangan “gado-gado” Kevin Sanjaya serta juara dunia 2023 Seo Seung Jae dari Korea Selatan, para penonton disuguhkan dengan momen penuh canda dan tawa. Pertandingan tersebut tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi penghormatanLast kepada dedikasi dan prestasi yang telah ditampilkan oleh Ahsan dan Hendra selama berkarier. “Dedikasi dan disiplin luar biasa dari The Daddies menjadi panutan saya ketika masih bermain. Semoga setelah ini The Daddies bisa sukses,” ungkap Kevin Sanjaya, menggambarkan rasa hormatnya terhadap legenda bulu tangkis tersebut.
Acara ini tidak hanya sekadar pertandingan olahraga; ini juga merupakan kesempatan bagi Kevin untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Kevin, yang dikenal luas sebagai salah satu pebulutangkis terbaik Indonesia, terlihat sangat akrab dengan istri dan anaknya. Setelah pertandingan, Kevin mengajak sang istri, Valencia Tanoesoedibjo, serta putri mereka, Avery Victoria Sukamuljo, untuk berfoto bersama. Momen ini menandakan kebersamaan mereka sebagai keluarga yang kompak di tengah kesibukan dunia olahraga.
Potret kebersamaan Kevin, Valencia, dan Avery memberikan gambaran lebih dalam tentang kehidupan pribadi Kevin, yang seringkali hanya diperlihatkan di layar publik. Baik Valencia maupun Avery terlihat nyaman dan bahagia, menciptakan suasana kehangatan dalam momen perpisahan yang juga sarat makna bagi The Daddies. Karena tingginya pandangan dan rasa hormat masyarakat terhadap The Daddies, kehadiran keluarga Kevin di acara ini juga menjadi sorotan tersendiri.
Dalam acara tersebut, terlihat adanya interaksi yang ramah antara para atlet dan suasana yang penuh dengan kenangan. Kevin, bersama Seo, menghadapi mantan nomor satu dunia dengan semangat dan rasa hormat yang tinggi. Ahsan dan Hendra tidak hanya menjadi mentor, tetapi juga sahabat bagi generasi muda seperti Kevin, yang terus terinspirasi oleh perjalanan mereka.
Momen ini menunjukkan bahwa dunia bulu tangkis bukan hanya tentang pertandingan, tetapi juga tentang hubungan antar manusia yang terjalin dalam sebuah perjalanan panjang. Ketika Ahsan dan Hendra mengucapkan selamat tinggal kepada penggemar, Kevin dan keluarganya menjadi bagian dari cerita itu, menjadikan Farewell The Daddies bukan hanya sekadar perpisahan, tetapi juga sebuah pelajaran tentang nilai kebersamaan dan rasa hormat.
Dalam konteks lebih luas, kehadiran Kevin dan keluarganya di acara ini juga mencerminkan bagaimana atlet tidak hanya berjuang di lapangan, tetapi juga menjalani hidup mereka sebagai individu dengan latar belakang yang kuat. Keluarga yang kompak dan mendukung seperti yang ditunjukkan Kevin, Valencia, dan Avery menjadi contoh di mana cinta dan dukungan menjadi bagian dari kesuksesan seorang atlet.
Acara Farewell The Daddies memang telah berakhir, tetapi kenangan yang terbentuk dari kebersamaan para atlet, keluarga, dan penggemar akan terus diingat dan dihargai. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap prestasi, terdapat rasa kelembutan dan eksistensi kehidupan keluarga yang tetap perlu diperhatikan dan dirayakan.