Bisnis

Prabowo: Butuh Rp3.000 Triliun Agar Ekonomi Tembus 8%!

Presiden Prabowo Subianto memiliki cita-cita ambisius untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen dalam beberapa tahun ke depan. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Prabowo mengusulkan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai jembatan untuk menarik investasi yang dibutuhkan. Menurut Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda, langkah ini sangat tepat karena Danantara diharapkan dapat mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara optimal untuk pembangunan nasional.

Meskipun pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun pada tahun 2025, Nailul Huda menyebutkan bahwa angka tersebut masih jauh dari cukup untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. “Kita masih membutuhkan tambahan sekitar Rp4.000 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 5,2 hingga 5,5 persen pada 2025,” ungkapnya. Dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar Rp2.100 triliun akan diperoleh dari pemerintah dan BUMN.

Namun, untuk mencapai pertumbuhan yang lebih ambisius, Nailul menekankan perlunya investasi yang lebih besar. Ia memperkirakan bahwa untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, Indonesia memerlukan investasi mencapai Rp3.000 triliun. “Investasi ini harus terus berlangsung hingga tahun 2029, oleh karena itu Danantara memiliki peran strategis dalam pembiayaan proyek-proyek besar,” katanya.

Ada beberapa poin penting yang perlu dicatat mengenai program Danantara dan investasi yang diperlukan:

  1. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara): Diharapkan menjadi instrumen kunci dalam mengelola aset BUMN yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan nasional.

  2. Target Investasi 2025: Pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun, namun angka ini dipandang masih kurang untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

  3. Kebutuhan Investasi Tambahan: Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, diperlukan investasi tambahan sekitar Rp3.000 triliun hingga tahun 2029.

  4. Leverage BUMN: Ekonom Hans Kwee menekankan bahwa struktur Danantara berpotensi meningkatkan leverage dari BUMN, yang akan menjadikan pengelolaan aset lebih efisien dalam menarik investor.

  5. Dampak Positif terhadap Kepercayaan Investor: Dengan meningkatnya aset yang dikelola oleh BUMN, diharapkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, juga akan meningkat, yang pada gilirannya akan memperkuat investasi di Indonesia.

Dalam pandangan Hans Kwee, penggabungan aset BUMN dalam Danantara akan menciptakan peluang luar biasa bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing ekonomi. “Leverage-nya akan meningkat, dan semakin besar aset yang dimiliki, semakin besar pula potensi keuntungan,” ujarnya. Hal ini akan membuka jalan bagi lebih banyak investasi asing yang masuk ke Indonesia, memungkinkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis dalam waktu dekat.

Dengan dorongan dari pemerintah dan BUMN serta upaya peningkatan investasi domestik dan asing, Indonesia memiliki peluang cerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Di tengah tantangan yang dihadapi, seperti inflasi global dan ketidakpastian ekonomi, perumusan strategi investasi yang kuat akan menjadi sangat krusial dalam mencapai cita-cita tersebut. Sehingga, setiap langkah menuju pembentukan Danantara dan pengelolaan aset yang lebih baik diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.

Rina Lestari

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button