Presiden Prabowo Subianto mengadakan makan siang dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 4 Februari 2025. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas berbagai isu strategis yang penting bagi ketahanan pangan Indonesia, terutama berkaitan dengan serapan gabah petani dan kesiapan stok pangan menjelang bulan suci Ramadan.
"Setelah makan baru kita bicara serius," ujar Prabowo dengan nada yang ringan, membuka diskusi dengan JK dan sejumlah menteri yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa JK memberikan banyak masukan berharga tentang tata kelola pertanian nasional. Menurut Amran, pengalaman JK dalam sektor pertanian sangat berharga untuk memaksimalkan serapan gabah petani.
Berikut adalah poin-poin penting yang diangkat dalam pertemuan tersebut:
Optimalisasi Serapan Gabah: JK menekankan pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu, seperti program Revolusi Hijau dan Bimbingan Massal (Bimas) yang pernah dilaksanakan. Kedua program tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas pangan dan tetap relevan untuk diterapkan dalam konteks saat ini.
Persiapan Stok Pangan Jelang Ramadan: Amran menjelaskan bahwa pemerintah sudah mempersiapkan stok pangan, dan berdasarkan informasi terbaru, Bulog memiliki cadangan beras sebanyak 2 juta ton. "Kita menjaga agar pasokan pangan, minyak goreng, daging, dan beras tetap stabil," imbuhnya. Hal ini menjadi perhatian utama menjelang bulan puasa, agar tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan harga.
Kesiapan Lembaga dan Stok Pangan: Pertemuan juga melibatkan beberapa menteri dan pejabat tinggi negara. Selain Prabowo dan JK, hadir pula Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan nasional.
- Kesejahteraan Petani: Diskusi juga menyoroti upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani melalui kebijakan yang lebih efektif dalam sektor pertanian. Masukan dari JK diharapkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah dalam menghadapi tantangan di sektor ketahanan pangan.
Dengan stok beras yang aman, pemerintah optimistis dapat menjaga harga pangan tetap stabil selama Ramadan. "Kedepan, kerjasama antara pemerintah dan petani harus semakin intensif untuk memastikan serapan gabah dapat optimal demi kesejahteraan bersama," tegas Amran.
Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pertanian, terutama menghadapi kebutuhan pangan menjelang Ramadan. Mengingat potensi masalah dalam distribusi dan produksi pangan yang sering terjadi di bulan tersebut, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk petani dan pemerintah, sangat penting untuk mencegah kelangkaan.
Presiden Prabowo dan JK berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, yang merupakan salah satu aspek vital bagi stabilitas sosial dan ekonomi. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak terkait akan sangat membantu dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.