
JAKARTA, Podme – Pada Selasa (11/3) sore, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam agenda tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa sekitar 9,4 juta ASN, yang meliputi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan anggota TNI serta Polri, akan menerima bantuan finansial yang sama.
"Saya tegaskan, THR dan gaji ke-13 tahun 2025 akan diberikan ke seluruh ASN di pusat maupun daerah, serta para hakim dan pensiunan dengan total penerima mencapai 9,4 juta," ungkap Prabowo dalam pidatonya. Pengumuman ini diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi pegawai negeri yang berperan penting dalam pelayanan publik.
Meski pengumuman tersebut berlangsung secara lancar, momen menarik terjadi saat menteri keuangan, Sri Mulyani, mengingatkan Prabowo bahwa ia belum menyebutkan mengenai tunjangan kinerja (tukin) yang dicairkan 100 persen. Saat berjabat tangan dengan Sri Mulyani, Prabowo diingatkan, "Tukin 100 persen, Pak."
Sontak, Prabowo menjawab, "Oh iya? Saya belum sebut ya?" dengan nada sedikit terkejut. Sri Mulyani kemudian memastikan, "Belum," yang lantas direspons Prabowo dengan menyebutkan bahwa tunjangan kinerja itu akan diberikan dalam jumlah penuh, yaitu 100 persen.
Berikut adalah beberapa poin penting dari pengumuman tersebut:
Jumlah Penerima: Pencairan THR dan gaji ke-13 ditargetkan untuk 9,4 juta ASN di seluruh Indonesia, termasuk kategori pusat dan daerah.
Komponen THR: THR yang diterima oleh ASN meliputi gaji pokok, tunjangan melekat, dan tunjangan kinerja.
Kesesuaian dengan Kemampuan Daerah: THR untuk ASN yang berada di daerah ditentukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah masing-masing.
- Pentingnya Tunjangan Kinerja: Prabowo menegaskan bahwa tunjangan kinerja adalah bagian penting dari pencairan dana, sebagai apresiasi atas kerja keras ASN dalam menjalankan tugas negara.
Melihat momen yang terjadi saat pengumuman tersebut, banyak yang menganggapnya sebagai pengingat penting akan komunikasi antara presiden dan menterinya. Prabowo, yang dikenal sebagai sosok yang tegas, tampak sedikit kurang fokus saat menyampaikan informasi seputar tunjangan kinerja, yang sangat berpengaruh bagi ASN di Tanah Air.
Dalam konteks ini, sejumlah pengamat berpendapat bahwa pentingnya transparansi terkait tunjangan kinerja dan bantuan finansial lainnya patut mendapatkan perhatian. Sebab, tunjangan ini bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi moral dan kinerja ASN dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Sri Mulyani, di sisi lain, berperan sebagai pengingat yang sigap dalam situasi tersebut, menunjukkan pentingnya kolaborasi yang efektif antara pejabat pemerintah. Ia menegaskan, "Tunjangan kinerja itu 100 persen pemberiannya," menandakan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan pegawai negeri.
Pengumuman ini pun disambut baik oleh berbagai pihak, khususnya ASN yang kini menantikan pencairan THR dan gaji ke-13. Masyarakat pun memberi respon positif terhadap langkah pemerintah dalam memberikan dukungan finansial kepada ASN, terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan yang memerlukan persiapan maksimal.
Melalui momen ini, kita dapat harapkan agar kolaborasi yang terjalin antara Presiden dan menteri dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik bagi masyarakat dan memperkuat kinerja ASN di masa depan. Ke depannya, evaluasi lebih lanjut mengenai tunjangan kinerja dan alokasi anggaran juga akan semakin penting untuk dibahas dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.