Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dalam pertemuannya dengan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong XVII Sultan Ibrahim, di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia. Pertemuan yang berlangsung pada Senin ini menyoroti kesamaan pandangan antara Indonesia dan Malaysia terkait isu Palestina, dengan pendekatan solusi dua negara sebagai landasan utama.
"Masalah Palestina kita berada dalam satu garis. Kita tetap mendukung kemerdekaan Palestina, dan kami sangat tegas bahwa the only solution is a two-state solution," ujar Prabowo yang dikutip melalui Sekretariat Presiden di Jakarta. Pernyataan tersebut menandakan bahwa kedua negara berkomitmen untuk berkolaborasi dalam upaya diplomasi untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyambut baik gencatan senjata yang sedang berlangsung di wilayah konflik Palestina. Ia berharap kesepakatan ini dapat bertahan dan menjadi mekanisme awal menuju perdamaian yang lebih permanen di kawasan tersebut. "Tentunya kita berharap gencatan senjata ini akan bertahan," tambahnya.
Dukungan Indonesia dan Malaysia terhadap Palestina mencakup berbagai dimensi, antara lain:
Kebijakan Luar Negeri: Kedua negara menempatkan dukungan terhadap Palestina sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan luar negeri mereka. Hal ini ditunjukkan melalui aksi dan pernyataan resmi yang menyuarakan dukungan untuk hak-hak rakyat Palestina.
Diplomasi Aktif: Indonesia dan Malaysia terlibat dalam diplomasi aktif di tingkat regional dan internasional untuk mencari solusi damai atas konflik yang berkepanjangan di Palestina. Melalui upaya bersama, kedua negara berusaha untuk memberikan suara bagi rakyat Palestina di forum-forum internasional.
Gencatan Senjata: Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang tercapai pada Rabu (15/1) melalui mediasi Qatar, Mesir, dan AS, menjadi momentum penting dalam proses menuju perdamaian. Gencatan senjata ini mencakup penghentian konflik selama 42 hari, pertukaran tawanan, serta penarikan pasukan Israel dari perbatasan Gaza.
Pengiriman Bantuan Kemanusiaan: Gencatan senjata juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan, yang sangat diperlukan oleh para korban konflik. Kedua negara akan terus memantau perkembangan bantuan ini agar dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.
- Kolaborasi Internasional: Türkiye dan Malaysia berkolaborasi dengan negara-negara lain untuk memastikan dukungan internasional terhadap Palestina tetap terjaga. Hal ini termasuk dengan berkoordinasi dengan negara-negara penjamin kesepakatan di Kairo, Mesir, yang bertujuan untuk mendorong pemulihan keadaan di wilayah tersebut.
Konteks ketegangan yang terus berlangsung di Gaza menunjukkan perlunya langkah konkret dari komunitas internasional dalam mendukung proses perdamaian. Dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Qatar, bahwa kesepakatan ini mulai berlaku pada hari Minggu (19/1) dan diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan.
Sebagai bagian dari dukungan tersebut, kesepakatan gencatan senjata ini juga dilihat sebagai sinyal positif dari kekuatan regional untuk menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. Keberhasilan dalam memasukkan bantuan kemanusiaan dan melakukan tahap perundingan lebih lanjut menjadi tantangan penting bagi semua pihak yang terlibat.
Hari ini, dengan semangat persatuan, Indonesia dan Malaysia menegaskan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina tidak hanya sekadar wacana. Komitmen untuk menjaga dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina akan terus berjalan, dan semoga, usaha bersama ini dapat membawa perubahan positif bagi kawasan.