Pada tanggal 31 Januari, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan dari Menteri Pertahanan Prancis, Sebastian Lecornu, di Jakarta. Pertemuan ini berlangsung setelah Lecornu melakukan pertemuan awal dengan Menteri Pertahanan Indonesia lainnya, Sjafrie Sjamsoeddin, di Kementerian Pertahanan. Kunjungan ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis, khususnya dalam bidang pertahanan.
Dalam akun media sosialnya, Lecornu menyampaikan betapa senangnya dia dapat berdiskusi dengan Prabowo mengenai berbagai isu mendasar. "Senang berbagi pembahasan tantangan geostrategis dan hubungan pertahanan bilateral," tulis Lecornu. Ia juga menekankan bahwa mereka telah bertemu beberapa kali sebelumnya, baik di Paris maupun di Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.
Latar belakang hubungan bilateral Indonesia-Prancis telah terjalin selama 75 tahun dan mencakup berbagai aspek, terutama dalam sektor pertahanan. Kolaborasi yang telah terbangun selama ini meliputi sejumlah kerja sama yang siginifikan, antara lain:
Pengadaan Alutsista: Indonesia dan Prancis telah menandatangani berbagai kesepakatan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Ini termasuk pembelian pesawat tempur Rafale yang menjadi sorotan utama dalam kerja sama pertahanan.
Transfer Teknologi: Kerja sama ini juga mencakup transfer teknologi, yang diharapkan dapat memperkuat kemampuan industri dalam negeri Indonesia. Melalui transfer ini, Indonesia bisa memproduksi dan mengembangkan alat pertahanan sendiri dengan teknologi yang diperoleh dari Prancis.
Pengembangan Industri Pertahanan: Indonesia dan Prancis bekerja sama dalam mengembangkan industri pertahanan yang mampu memenuhi kebutuhan domestik dan mendukung kemandirian dalam produksi alutsista.
Kerja Sama Intelijen: Di tengah meningkatnya ancaman terorisme dan kejahatan lintas negara, kedua negara meningkatkan kerja sama dalam intelijen, bertukar informasi yang esensial untuk keamanan nasional.
Pelatihan Militer: Indonesia dan Prancis juga memperkuat kolaborasi melalui program pelatihan militer, yang memungkinkan tukar pengalaman dan pengetahuan dalam hal taktik dan strategi militer.
- Pemberantasan Terorisme: Mengingat meningkatnya tantangan terorisme global, kedua pihak sepakat untuk saling mendukung dalam upaya pemberantasan terorisme, melalui berbagai mekanisme yang ada.
Dalam pertemuan ini, baik Prabowo maupun Lecornu dilaporkan membahas tantangan dunia yang dihadapi saat ini, dan bagaimana kerja sama bilateral ini bisa menjawab tantangan tersebut. Salah satu fokus penting yang diangkat dalam diskusi adalah mengenai keamanan kawasan dan stabilitas geostrategis, yang mencakup isu-isu seperti perubahan iklim dan dampaknya terhadap keamanan global.
Kerja sama antara Indonesia dan Prancis di bidang pertahanan tidak hanya penting untuk kedua negara, tetapi juga untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerangka kerja yang terus diperluas, diharapkan hubungan ini dapat memberi dampak positif bagi keamanan regional dan internasional.
Banyak harapan yang diletakkan dalam kolaborasi ini, terutama mengingat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan militer yang berkembang dan Prancis sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di Eropa. Melalui pertemuan ini, diharapkan hubungan bilateral semakin kokoh dan dapat menjawab berbagai tantangan yang ada di ataupun luar negeri.