![Prakiraan Mengerikan: Angka Kematian Kanker Bisa Capai 63% pada 2040](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Prakiraan-Mengerikan-Angka-Kematian-Kanker-Bisa-Capai-63-pada-2040.jpg)
Angka kematian akibat kanker di Indonesia diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam dekade mendatang. Data dari Global Cancer Observatory menunjukkan, pada tahun 2022 terdapat 408.661 kasus kanker baru di Indonesia, yang mengakibatkan 242.099 kematian, atau lebih dari 50% dari total kasus yang ada. Tanpa intervensi yang efektif, prediksi menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker dapat mencapai 63% antara tahun 2025 hingga 2040, memberikan dampak besar bagi sistem kesehatan publik dan masyarakat secara keseluruhan.
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dr. Mardiah Suci Hardianti, SpPD-KHOM, Ph.D, mencatat bahwa dari register kanker RSUP Dr Sardjito selama periode 2008-2021, terdapat 48.429 kasus baru, dengan kanker payudara, kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non-hodgkin menjadi yang paling umum. Dalam hal ini, sekitar 62,9% dari pasien tersebut adalah perempuan dalam rentang usia 31 hingga 70 tahun.
Berbagai faktor mempengaruhi peningkatan angka kematian akibat kanker, salah satunya adalah keterlambatan diagnosis. Deteksi dini kanker merupakan langkah krusial untuk meningkatkan kesintasan pasien. Menurut dr. Mardiah, jika kanker payudara terdeteksi pada stadium awal, tingkat keberhasilan terapi mencapai 90%, namun angka tersebut menurun drastis menjadi kurang dari 20% pada pasien dengan stadium metastatik.
Mardiah menekankan pentingnya pemahaman akan gejala awal kanker agar terapi dapat dilakukan lebih dini. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain adalah:
Kanker Payudara: Munculnya benjolan yang tidak terasa nyeri namun bertambah besar seiring waktu. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebaiknya dilakukan setiap bulan setelah menstruasi.
Kanker Paru: Batuk kronis dan sesak napas yang tidak kunjung reda.
Kanker Nasofaring: Telinga berdengung disertai nyeri kepala, mimisan, dan hidung tersumbat.
Kanker Usus: Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau konstipasi, serta buang air besar disertai darah.
Kanker Leher Rahim: Pendarahan mulut rahim yang tidak normal.
- Kanker Ginjal: Adanya darah dalam urin.
Selain gejala fisik, penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas serta kelelahan yang berkepanjangan juga menjadi indikator berbahaya yang tidak boleh diabaikan. Menurut dr. Mardiah, infeksi berulang yang berkaitan dengan penurunan fungsi imun, kekurangan sel darah merah, serta perdarahan yang terkait dengan jumlah trombosit yang berkurang adalah tanda-tanda kanker darah yang harus diwaspadai.
Ketersediaan fasilitas layanan kanker yang memadai di Indonesia masih terbatas. Sumber daya manusia yang berkompeten dan pemahaman masyarakat terkait kanker perlu ditingkatkan. Mardiah menambahkan bahwa lebih banyak fasilitas yang menyediakan layanan kanker dengan tim multidisiplin sangat diperlukan untuk memberikan pengobatan yang optimal.
Dalam upaya pencegahan kanker, masyarakat disarankan untuk melakukan beberapa langkah proaktif, seperti:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
- Menghindari rokok dan alkohol.
- Rutin berolahraga dan aktif secara fisik.
- Mengadopsi pola makan seimbang.
- Mengelola stres dengan baik.
- Istirahat yang cukup.
Penerapan langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko kanker dan membantu menekan angka kematian akibat penyakit ini. Pengawasan dan kesadaran dini menjadi kunci dalam memerangi kanker, sehingga masyarakat dapat memperoleh pengobatan lebih awal dan meningkatkan kesempatan untuk sembuh.