Profil Hery Fatah: Legenda Persib Bandung Era 70-an Meninggal Dunia

Kota Bandung kini berduka setelah kehilangan salah satu ikon sepak bola tanah air, Hery Fatah. Pemain legendaris Persib Bandung yang menjadi bintang di era 1970-an tersebut meninggal dunia pada Sabtu, 12 April 2025. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama bagi komunitas sepak bola dan para penggemar setia Maung Bandung. Suasana haru mewarnai rumah duka yang terletak di Jalan Bata Merah I No. 7, Perum Bojong Raya, Caringin, Kota Bandung, di mana keluarga, sahabat, dan rekan setimnya memberikan penghormatan terakhir.

Hery Fatah dikenal sebagai sosok yang memiliki semangat juang tinggi dan keterampilan sepak bola yang di atas rata-rata. Ia merupakan salah satu bintang utama dalam skuad Persib pada era 70-an, sejajar dengan nama-nama hebat seperti Encas Tonif, Yana Rodiana, Boyke Adam, Kosasih Baher, dan Ade Hery. Keberadaan Hery dalam tim saat itu turut memperkuat barisan pemain muda yang berani dan penuh semangat.

Jalur karir sepak bola Hery Fatah tidak lepas dari warisan sang ayah, Fatah Hidayat, yang juga merupakan pemain legendaris Persib pada era 50-an. Fatah Hidayat pernah bermain bersama sosok-sosok seperti Aang Witarsa, Omo Suratmo, Juju Soekdar, dan Sunarto Soendoro. Dengan latar belakang keluarga yang kuat dalam dunia sepak bola, Hery pun mampu berkembang menjadi salah satu pemain berpengaruh di masanya.

Pencapaian paling mencolok dalam karir Hery bersama Persib terjadi pada tahun 1978, saat ia berhasil membawa tim kebanggaan Jawa Barat tersebut menjuarai turnamen Yusuf Cup di Makassar. Pada partai final, Persib menunjukkan kehebatannya dengan menaklukkan rival klasik, Persija Jakarta. Kemenangan ini menjadi momen bersejarah yang masih dikenang para penggemar hingga kini, menjadikan klub tersebut diundang untuk mengikuti ajang internasional, Queens Cup di Bangkok, Thailand.

Di bawah arahan pelatih Cornelis Tomasoa dan Rukma Sujana, skuad Persib berkesempatan menunjukkan kekuatan mereka di level Asia Tenggara, dan Hery Fatah menjadi salah satu pilar penting dalam tim saat itu. Karir Hery mulai bersinar sejak tahun 1977–1978, saat ia diorbitkan sebagai bagian dari regenerasi pemain muda Persib. Ia menyumbangkan performa konsisten yang menjadi landasan penting bagi tim utama.

Persib Bandung secara resmi menyampaikan belasungkawa atas kepergian Hery Fatah. Rasa kehilangan juga dirasakan oleh banyak mantan pemain dan pelatih yang pernah berinteraksi langsung dengan Hery. Salah satu sahabatnya, Djadjang Nurdjaman, mengenang Hery sebagai sosok yang dekat dan memiliki semangat tinggi sejak masa muda. Mereka berdua pernah berlatih bersama dan memperkuat generasi Persib yang dikenal produktif dan kompetitif.

Selain kemampuan di lapangan, Hery Fatah juga dihargai karena kepribadiannya yang rendah hati dan hubungan baik dengan seluruh rekan-rekannya. Ia menjadi inspirasi bagi generasi muda Pecinta Persib dalam membangun semangat loyalitas dan profesionalisme di dalam dan di luar lapangan. Keberadaan Hery Fatah di dunia sepak bola tidak hanya diingat melalui prestasi, tetapi juga sebagai contoh karakter dan dedikasi yang patut dicontoh.

Kepergian Hery Fatah menambah panjang daftar legenda sepak bola yang telah mendahului, namun warisan dan perjuangannya akan terus hidup dalam sejarah panjang klub Persib Bandung. Nama dan prestasinya akan selamanya diingat oleh para Bobotoh dan seluruh pencinta sepak bola Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan sepak bola di Kota Bandung. Hery Fatah akan selalu dikenang sebagai salah satu bintang yang menerangi langit sepak bola Indonesia di era keemasan.

Berita Terkait

Back to top button