Prospek Cerah dan Rekomendasi BBRI Jelang Dividen Jumbo

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI bersiap untuk mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2024 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada Senin, 24 Maret 2025. Dividen yang akan dibagikan diperkirakan mencapai Rp51,5 triliun, dengan payout ratio yang ditargetkan setidaknya 85% dari laba bersih yang mencapai Rp60,64 triliun. Ini menjadi sinyal optimis bagi para pemegang saham, mengingat kinerja BRI yang solid dan kondisi permodalan yang kuat.

Dalam laporannya, manajemen BRI menjelaskan bahwa dividen interim sebesar Rp135 per saham telah dibagikan pada 15 Januari 2025, yang merupakan bagian dari total dividen yang diusulkan. Hal ini menunjukkan komitmen BRI dalam memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham, terutama di tengah pertumbuhan laba yang konsisten dalam dua dekade terakhir, meski sempat tertekan selama pandemi Covid-19 pada 2020.

Sebagai catatan, pada tahun buku 2023, BRI telah membagikan total dividen senilai Rp48,1 triliun dengan rasio dividen 80% dari laba bersih. Pembagian dividen yang lebih tinggi untuk tahun ini mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap prospek usaha dan pendapatan yang berkelanjutan.

Marolop Alfred Nainggolan, Kepala Riset Praus Capital, berargumen bahwa dengan estimasi dividen payout ratio sebesar 85%, saham BRI berpotensi memberikan dividen sebesar Rp340 per saham. Dengan harga saham saat ini di level Rp3.700, dividen yield yang ditawarkan mencapai 9,16%. Capaian ini dianggap sangat menarik, terutama bagi investor yang berfokus pada pendapatan dari dividen, mengingat harga saham BRI turun sekitar 42% dari puncaknya di Rp6.450 pada Maret 2024.

Melihat tren historis, laba BRI dikenal selalu tumbuh kecuali tahun 2020. Rata-rata di atas dua kali lipat dari rasio Price to Book Value (PBV) selama 10 tahun terakhir, saat ini BBRI berada di posisi 1,8x. Alfred memperkirakan target harga saham BRI mencapai Rp4.400, memberikan potensi kenaikan 19% di masa mendatang.

Analis lain, Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas, menyatakan pembagian dividen dengan rasio 85% akan memberikan dampak positif bagi sentimen pasar. “Hal ini menunjukkan peningkatan payout ratio dibanding tahun lalu,” ujarnya. Dia menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi pada saham BRI melihat fundamental perusahaan yang baik.

Bagi para investor, Nico merekomendasikan perhatian terhadap dividen yield yang boleh jadi merupakan pertimbangan utama, terutama bagi mereka yang memburu dividen. Jika dividend yield di atas 5%, ini akan menjadi faktor menarik untuk mencermati saham BRI. Investor yang tidak memprioritaskan dividen biasanya akan memanfaatkan penurunan harga saham pasca-dividen untuk akumulasi kepemilikan mereka.

Pada perdagangan hari ini, saham BRI ditutup mengalami penguatan 1,09% menjadi Rp3.700. Meskipun dalam sepekan terakhir BRI tercatat mengalami koreksi 2,12% serta penurunan 12,11% secara year-to-date, outlook jangka panjang BRI tetap optimis. Hal ini berpotensi mendatangkan peluang bagi para investor, baik yang mencari dividen maupun yang berharap pada apresiasi nilai saham di masa mendatang.

Dengan langkah strategis yang akan diambil BRI menjelang pembagian dividen besar ini, banyak pengamat yang optimistis akan dampak positif terhadap dalam jangka pendek dan jangka panjang. Investor diajak mencermati perkembangan dan mengatur strategi investasi mereka sesuai dengan indikasi positif dari BRI.

Exit mobile version