![Proyek Jalan Tol Terancam Mangkrak Gara-gara Efisiensi Anggaran](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Proyek-Jalan-Tol-Terancam-Mangkrak-Gara-gara-Efisiensi-Anggaran.jpg)
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menghadapi tantangan serius terkait sejumlah proyek jalan tol yang berpotensi mangkrak akibat pengurangan anggaran. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra, mengungkapkan bahwa anggaran awal yang sebesar Rp110,95 triliun terpaksa dipangkas menjadi Rp50,48 triliun, yang berdampak langsung pada beberapa proyek infrastruktur, khususnya Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Anggaran yang terbatas telah memaksa Kementerian PU untuk melakukan evaluasi ulang terhadap proyek-proyek yang memerlukan dukungan pemerintah, baik dalam hal konstruksi maupun pembebasan lahan. Rachman menjelaskan, "Kebutuhan dukungan konstruksi yang cukup besar harus dievaluasi dengan cermat, mengingat alokasi yang kami miliki saat ini cukup terbatas." Hal ini menandakan bahwa beberapa proyek mungkin harus ditangguhkan atau bahkan dibatalkan.
Terdapat beberapa proyek strategis yang terancam mengalami penundaan. Berikut adalah beberapa proyek tol yang kini terancam mangkrak:
Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi: Proyek yang terletak di Bali ini telah direncanakan sejak era Presiden Joko Widodo untuk menghubungkan Bali bagian selatan dan utara. Proyek ini terbagi menjadi tiga seksi, namun saat ini masih dalam tahap evaluasi ulang akibat kebutuhan dukungan yang signifikan dari pemerintah. Perjuangan untuk merealisasikan proyek ini berpotensi terhambat jika tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Jalan Tol Getaci (Gedebage – Tasikmalaya – Ciamis): Dengan panjang 103,3 km dan estimasi investasi mencapai Rp37,64 triliun, proyek ini juga terancam dibatalkan. Pembiayaan konstruksi yang tinggi menjadi salah satu alasan utama evaluasi proyek ini, terlebih dengan pengurangan anggaran yang berlaku.
Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan: Proyek ini direncanakan membentang dari Jatiasih, Kota Bekasi hingga Sadang, Kabupaten Purwakarta. Rencana ini terbagi dalam beberapa paket, namun dukungan pemerintah untuk penyelesaian konstruksi paket-paket ini masih menjadi bahan pertimbangan.
Jalan Tol Yogyakarta – Bawen: Dengan panjang total 75,82 km, proyek ini juga dalam tahap evaluasi. Meskipun segmen-segmen tertentu telah mulai beroperasi, alokasi anggaran yang terbatas dapat menghambat kelanjutan pembangunan pada segmen-sesmen selanjutnya.
- Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Becakayu): Proyek ini telah melewati tahap lelang untuk seksi 2B sepanjang 6,9 km, namun dukungan pemerintah masih diperlukan untuk mengamankan kelanjutan proyek ini.
Rachman Arief menegaskan pentingnya evaluasi dalam setiap keputusan yang diambil, "Seluruh proyek KPBU yang tidak memerlukan dukungan pemerintah akan berlanjut. Namun, kami harus memprioritaskan mana yang minim dukungan pemerintah dan confirmasi terhadap anggaran yang tersedia."
Melihat dari situasi ini, dapat dipahami bahwa pemangkasan anggaran menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan infrastruktur jalan tol di Indonesia. Banyak pihak berharap bahwa dukungan pemerintah terhadap proyek-proyek strategis ini dapat terwujud, sehingga upaya untuk menghubungkan berbagai wilayah Indonesia melalui infrastruktur yang baik tidak terhenti. KemenPU masih harus mencari solusi agar proyek-proyek vital ini tidak masuk dalam kategori mangkrak, demi kepentingan mobilitas dan ekonomi masyarakat.