
Ketua DPR Puan Maharani mengungkapkan perbedaan penting antara Indonesia dan Vietnam mengenai efisiensi dalam pembangunan. Penyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers seusai pertemuannya dengan Sekjen Partai Komunis Vietnam (PKV) To Lam di gedung DPR Senayan, Jakarta, pada Selasa, 11 Maret 2025.
Puan Maharani menjelaskan bahwa Indonesia memerlukan lebih banyak sumber daya manusia (SDM) untuk membangun bangsa dan negara dibandingkan dengan Vietnam. Ia menekankan pentingnya memahami konteks dan kebutuhan masing-masing negara saat membahas efisiensi. “Harus dibedakan bagaimana perbedaan antara Indonesia dan Vietnam. Indonesia negara yang mungkin membutuhkan lebih banyak SDM yang diperlukan dalam membangun bangsa dan negara,” ujar Puan dalam konferensi persnya.
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga menegaskan bahwa perbedaan kebijakan antara kedua negara harus dihormati, karena masing-masing didasari oleh kebutuhan dan situasi unik yang dihadapi. “Tentu saja pasti didasari oleh keinginan atau landasan bagaimana yang terbaik untuk kedua negara tersebut, sesuai dengan pemikiran dan kebutuhannya masing-masing,” tambahnya.
Pertemuan antara Puan Maharani dan To Lam bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan bilateral yang telah terjalin selama 70 tahun. Hubungan tersebut mencakup berbagai bidang, antara lain:
1. Ekonomi
2. Perdagangan
3. Hubungan masyarakat
4. Hubungan antarparlemen
Selama diskusi, kedua pemimpin negara sepakat untuk menjaga solidaritas ASEAN, yang dinilai penting dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini. “Kita harus bersinergi dalam situasi yang penuh tantangan ini,” ungkap Puan mewakili sikap optimis dalam menghadapi dinamika global.
Puan Maharani juga menyampaikan bahwa pertukaran pengalaman antara kedua negara sangat berarti, dan pertemuan ini akan ditindaklanjuti oleh DPR. Ia menilai bahwa penguatan ikatan antara Indonesia dan Vietnam dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi kawasan ASEAN secara keseluruhan.
Meskipun terdapat perbedaan dalam pendekatan efisiensi, Puan menekankan bahwa semangat kerjasama tetap harus dijaga. Indonesia dan Vietnam memiliki tantangan dan kesempatan yang sama dalam era globalisasi yang terus berkembang. Dalam kesempatan tersebut, Puan mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam menjaga kestabilan dan kemajuan kawasan.
Selain itu, Puan juga memuji komitmen Vietnam dalam berbagai kerjasama multilateral, serta kesediaan kedua negara untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi ASEAN di mata dunia dan meningkatkan daya saing kawasan.
Kesimpulan dari pertemuan ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam cara kerja dan efisiensi, Indonesia dan Vietnam tetap memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sinergi antara kedua negara diyakini akan membawa dampak positif, baik dalam konteks bilateral maupun regional. Ke depannya, Puan berharap agar kerjasama kedua negara terus berlanjut dan semakin solid dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.