Teknologi

Rahasia Dibongkar: Musuh Terbesar Perusahaan di Era Digital

Jakarta, Podme.id — Dalam era digital yang terus berkembang pesat, tantangan bagi perusahaan untuk melindungi diri dari serangan siber semakin meningkat. Kaspersky, sebuah perusahaan keamanan siber terkemuka, melaporkan bahwa 88 persen bisnis mengalami ancaman yang berasal dari aktor jahat yang mencoba menyusup ke dalam jaringan mereka sepanjang tahun 2024. Insiden ini menunjukkan betapa rentannya perusahaan terhadap serangan yang tidak terduga.

Seiring dengan meningkatnya kompleksitas ancaman dunia maya, banyak perusahaan, baik besar maupun kecil, masih kesulitan dalam menangani risiko yang ditimbulkan. Lebih dari 60 persen perusahaan mengindikasikan bahwa mereka telah menjadi korban pelaku kejahatan siber, di mana 42 persen dari mereka mengalami insiden yang melibatkan karyawan sendiri, baik dengan sengaja maupun tidak. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam keamanan siber, justru bisa menjadi titik kelemahan yang fatal.

Ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan saat ini meliputi beberapa hal berikut:

  1. Serangan Rekayasa Sosial: Pelaku kejahatan siber sering menggunakan taktik rekayasa sosial untuk menargetkan individu dengan mengeksploitasi kepercayaan mereka. Dalam banyak kasus, karyawan mungkin tanpa sadar memberikan akses kepada pihak yang tidak berwenang.

  2. Ransomware dan Malware: Dengan semakin banyaknya data yang disimpan dan dikirimkan secara elektronik, serangan tersebut terus bertambah. Ransomware terutama menjadi ancaman utama karena dapat mengunci data penting dan meminta tebusan untuk mengembalikannya.

  3. Kesalahan Manusia: Sebanyak 42 persen insiden keamanan siber disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh karyawan. Ini bisa terjadi karena kurangnya pelatihan atau kesadaran terhadap praktik keamanan yang baik.

  4. Kebijakan BYOD dan Kerja Jarak Jauh: Adopsi kebijakan Bring Your Own Device (BYOD) dan meningkatnya kerja jarak jauh menimbulkan tantangan tersendiri bagi keamanan jaringan. Karyawan yang mengakses data dari lokasi dan perangkat yang tidak terjamin keamanannya meningkatkan risiko pelanggaran yang dapat merugikan perusahaan.

  5. Penipuan Phishing: Banyak karyawan menjadi korban penipuan phishing yang menyebabkan mereka tanpa sadar mengklik tautan berbahaya. Ini adalah salah satu metode paling umum yang digunakan untuk mendapatkan informasi sensitif dari perusahaan.

Perusahaan besar, meskipun memiliki sumber daya lebih untuk memerangi ancaman ini, juga tidak kebal. Mereka sering kali menjadi target utama karena nilai data yang mereka miliki. Namun, perusahaan kecil dan menengah (UKM) juga harus mewaspadai karena mereka memiliki kerentanan yang tinggi, terutama ketika berbicara tentang infrastruktur keamanan yang kurang memadai.

Kaspersky menyoroti bahwa penting bagi perusahaan untuk memperkuat sistem keamanan mereka serta meningkatkan kesadaran karyawan mengenai potensi ancaman. Pelatihan yang berkala dan penerapan protokol yang ketat adalah langkah krusial untuk melindungi informasi sensitif.

Akan tetapi, tantangan tidak hanya datang dari luar. Ancaman internal yang berasal dari karyawan sendiri dapat menimbulkan masalah yang signifikan. Karyawan, baik yang berniat jahat atau tidak, dapat melakukan tindakan yang merugikan tanpa mereka sadari. Ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menciptakan budaya keamanan yang mendorong keterlibatan semua pihak dalam melindungi informasi sensitif.

Pentingnya pendekatan proaktif untuk keamanan siber tidak dapat disangkal. Dengan memahami berbagai jenis ancaman yang ada dan melibatkan semua pihak dalam upaya pencegahan, perusahaan dapat meminimalkan risiko dan memastikan bahwa mereka tidak menjadi korban dari ancaman siber yang terus berkembang. Ke depan, perusahaan perlu terus beradaptasi dan mengambil langkah-langkah preventif yang tepat agar dapat bertahan di era digital yang penuh tantangan ini.

Dimas Harsono

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button