
Bulan Ramadan telah tiba, dan di balik keutamaan berpuasa, terdapat makna yang lebih dalam untuk mendidik anak-anak mengenai kepedulian dan nilai-nilai sosial. Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan kesempatan emas bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama. Dengan pengajaran yang tepat, orang tua dapat menggunakan momen ini untuk menumbuhkan karakter positif pada anak sejak dini.
Suasana Ramadan yang sarat dengan ibadah dan kebaikan menciptakan lingkungan yang ideal untuk menanamkan nilai-nilai positif. Saat berpuasa, anak-anak berkesempatan merasakan secara langsung bagaimana rasanya lapar dan haus. Pengalaman ini dapat menumbuhkan rasa empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Melalui pemahaman ini, diharapkan anak-anak dapat lebih peduli dan menghargai setiap makanan yang mereka miliki.
Dalam rangka menambah pengalaman positif di bulan suci ini, Taro, merek makanan ringan legendaris, meluncurkan program Taro Hunt Ramadan (THR). Program ini tidak hanya mengedukasi anak-anak tentang kepekaan sosial, tetapi juga mengajak mereka untuk berpetualang dan melakukan kebaikan bersama keluarga. Riza Arief Rahman, VP-Head of Marketing FKS Food Sejahtera, menyatakan bahwa peranan orang tua dan keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak. "Kami ingin mengajak orang tua Indonesia untuk berpetualang bersama anak mereka untuk terus tumbuh bersama," ujarnya.
Program THR menghadirkan berbagai aktivitas inspiratif, termasuk Petualangan Berburu Kebaikan, Taro Rangers Berbagi, serta Multipack Awareness & Donasi. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak untuk terlibat langsung dalam aksi sosial yang bermanfaat, sekaligus memperkuat ikatan dengan orang tua. Damar Wahyu Wijayanti, Certified Positive Discipline Parent Educator, menjelaskan bahwa Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan nilai compassion, sebuah nilai dasar budi pekerti yang esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Damar juga menekankan pentingnya menggunakan pendekatan pengasuhan yang kreatif. "Dengan memanfaatkan pendekatan adventure parenting, orang tua dapat menerapkan strategi pengasuhan yang efektif, sekaligus memberikan pengalaman nyata yang memperkuat ikatan keluarga," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadan dapat dijadikan sebagai waktu tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Di sisi lain, Michael Ruly, Founder Youreka Kids Farm, menegaskan bahwa tempat bermain interaktif yang mereka tawarkan memberikan ruang bagi anak-anak dan keluarga untuk berexplorasi dan belajar hal-hal baru dengan cara yang menyenangkan. "Dengan menyajikan arena bermain yang seru, kami juga menekankan aspek pembelajaran dan nilai kehidupan," katanya. Harapannya, semangat petualangan yang tercipta selama Ramadan dapat terus berkembang dan menjadi bekal positif bagi anak-anak di masa depan.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menjadikan Ramadan sebagai momen mendidik bagi anak:
Mengajarkan Empati: Bantu anak memahami kondisi mereka yang kurang beruntung melalui pengalaman berdonor atau beramal.
Aktivitas Berkeluarga: Lakukan kegiatan bersama yang melibatkan aksi sosial, seperti membagikan makanan kepada yang membutuhkan.
Diskusi: Ajak anak berdiskusi tentang makna puasa dan pentingnya berbagi dengan sesama.
Menggunakan Cerita: Ceritakan kisah-kisah inspiratif yang dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian.
- Berpartisipasi dalam Kegiatan Komunitas: Libatkan anak dalam kegiatan di lingkungan sekitar untuk memperkenalkan mereka pada masyarakat yang lebih luas.
Dengan menerapkan cara-cara ini, orang tua dapat menjadikan bulan Ramadan bukan hanya sebagai momen ibadah, tetapi juga sebuah kesempatan untuk meningkatkan kepedulian anak-anak terhadap sesama.