
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) optimis tentang prospek pembiayaan alat berat pada tahun 2025, seiring dengan peningkatan permintaan yang diharapkan untuk sektor-sektor kunci seperti konstruksi, pertambangan, dan hilirisasi sumber daya alam. William Francis Indra, Direktur MTF, menekankan bahwa tren positif dalam pembiayaan alat berat yang dimulai pada 2024 akan terus berlanjut, memungkinkan perusahaan untuk memperluas bantuan keuangan mereka kepada pelaku bisnis di industri ini.
Pada tahun 2024, MTF mencatat bahwa penyaluran pembiayaan alat berat menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun belum ada detail spesifik tentang pertumbuhan hingga akhir tahun, data menunjukkan bahwa selama periode tersebut, MTF telah menyalurkan pembiayaan alat berat senilai lebih dari Rp3 triliun dan mencatat rata-rata penyaluran mencapai Rp250 miliar per bulan. Ini adalah indikasi kuat bahwa sektor alat berat sedang berada di jalur yang baik, terutama didorong oleh industri batu bara, konstruksi, dan pertambangan yang memerlukan investasi untuk ekspansi.
“Faktor yang mempengaruhi peningkatan tersebut antara lain sektor batu bara, konstruksi, dan pertambangan. Hal ini didorong oleh kebutuhan pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnis,” ujarnya kepada media. Dengan demikian, investasi dalam alat berat menjadi semakin penting untuk mendukung pertumbuhan industri-industri tersebut.
Menjelang tahun 2025, MTF memperkirakan bahwa tren permintaan alat berat akan terus meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi ramah lingkungan dan digitalisasi yang semakin mendominasi proses operasional di sektor-sektor ini. Dalam beberapa tahun mendatang, proyek-proyek besar di sektor infrastruktur dan pertambangan juga akan berkontribusi terhadap kebutuhan alat berat.
Menyikapi hal ini, MTF berkomitmen untuk menawarkan solusi pembiayaan yang menarik dan fleksibel serta produk dari merek terbaik untuk mendukung proyek-proyek yang memerlukan alat berat. “Kebijakan pemerintah terkait hilirisasi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran akan berkontribusi signifikan dalam mendorong pembiayaan alat berat di 2025,” kata Indra.
Dari sudut pandang kebijakan, dukungan pemerintah melalui berbagai inisiatif hilirisasi dan pengembangan infrastruktur menjadi kunci dalam peningkatan volume pembiayaan alat berat. Proyek hilirisasi diharapkan tidak hanya meningkatkan permintaan alat berat tetapi juga memperkuat industri pengolahan dan infrastruktur di tanah air. Pemerintah dan sektor swasta kini sepakat untuk fokus pada pengembangan industri pengolahan sumber daya alam, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan alat berat.
Untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari situasi ini, MTF telah menyiapkan strategi khusus dalam pembiayaan. Beberapa langkah yang diambil meliputi:
1. Menyediakan solusi pembiayaan yang fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sektor.
2. Memperkenalkan suku bunga kompetitif untuk menarik lebih banyak mitra bisnis.
3. Membangun kemitraan strategis dengan sektor terkait untuk mengoptimalkan potensi pasar yang ada.
4. Menawarkan produk dari merek terbaik demi menjaga kualitas dan keandalan alat berat yang dibiayai.
Dengan langkah-langkah tersebut, MTF optimis dapat memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang, khususnya dalam mendukung proyek-proyek yang terpengaruh oleh hilirisasi. Joseph mengatakan ada harapan besar untuk sektor ini, dengan perekonomian nasional diperkirakan akan tumbuh semakin kokoh berkat dukungan dari berbagai aspek, termasuk kebijakan pemerintah yang berpihak pada pengembangan infrastruktur.
Di tahun 2025, permintaan alat berat di Indonesia diperkirakan akan melonjak, dan MTF bersiap untuk menjawab tantangan tersebut dengan strategi pembiayaan yang tepat dan proaktif. Hal ini tentu akan menjadi peluang emas bagi perusahaan dalam menjalin lebih banyak kemitraan di pasar yang kompetitif ini. Melalui pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan, MTF berharap dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor yang mendukung perekonomian Indonesia secara keseluruhan.