Dunia

Ratusan Ribu Pengungsi Gaza Pulang ke Utara, Antrean 5 KM!

GAZA, Podme – Mengharukan! Ratusan ribu warga Jalur Gaza akhirnya bisa pulang ke rumah mereka di Gaza Utara setelah bertahun-tahun terpisah akibat konflik berkepanjangan. Proses pemulangan ini terjadi pada Senin (27/1/2025) dan merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Antrean kendaraan yang mengular dari Gaza Selatan menuju Utara mencapai panjang 5 km, menggambarkan skala kepulangan yang luar biasa. Koridor Netzarim yang membentang 6 km ini menjadi jalur utama bagi warga Gaza yang ingin kembali ke tempat tinggal mereka setelah terpisah oleh kekacauan perang. Di masa konflik, area ini tercatat berbahaya, dengan pasukan Israel yang bersiaga menembak siapa pun yang berani melintasi lorong tersebut. Namun, kehadiran momen bersejarah ini menjadikan bagian dari rute itu lebih ramah bagi warga sipil.

Kesepakatan pemulangan ini terwujud setelah Hamas menyerahkan beberapa nama sandera Israel, di mana salah satu di antaranya adalah Arbel Yehud, seorang perempuan sipil yang kini menjadi simbol harapan bagi keluarga-keluarga yang kehilangan anggota. Penarikan sebagian tentara Israel dari koridor itu membuktikan adanya langkah untuk memberikan kesempatan kepada warga Gaza Utara agar bisa kembali ke rumah mereka.

Selama lebih dari 3 jam, ribuan warga menunggu di antrean untuk pembukaan Koridor Netzarim. Ketika akhirnya diperbolehkan melintasi pos pemeriksaan militer, mereka menyambut kesempatan itu dengan penuh haru. Kini, pasukan Israel tidak lagi bertugas di pos-pos pemeriksaan tersebut, digantikan oleh petugas dari perusahaan keamanan asing yang dikirim untuk menjaga keamanan selama proses pemulangan berlangsung.

Proses pemulangan ini dilakukan secara teratur. Setiap kendaraan yang diizinkan untuk melintas telah mendapatkan tanda dari militer Israel, yang menjamin bahwa tidak ada senjata atau bahan berbahaya yang terbawa. Meskipun pemeriksaan ini hanya memakan waktu beberapa menit dengan bantuan teknologi sinar-X, tantangan tetap ada. Warga sipil harus melewati rute yang pada banyak tempat dipenuhi puing-puing bangunan yang hancur akibat pertempuran.

Para pengungsi tidak hanya merasakan kesedihan saat meninggalkan tempat tinggal sementara mereka, tetapi juga euforia saat akhirnya bisa kembali. Ismail Abu Matter, seorang ayah yang menunggu selama tiga hari untuk melintasi perbatasan bersama keluarganya, menyatakan bahwa suasana di antara mereka sangat menggembirakan. “Kami bernyanyi, berdoa, dan menangis saat bertemu kembali dengan kerabat,” ujarnya. Dia menggambarkan perasaannya ketika akhirnya bisa pulang, “Ini adalah kegembiraan saat pulang.”

Sebagai keluarga yang pernah melarikan diri atau diusir dari rumah mereka pada perang tahun 1948, momen ini memiliki makna yang dalam bagi mereka. Abu Matter pun mengungkapkan rasa syukurnya, “Kami kira tidak akan kembali, seperti nenek moyang kami.” Harapan bagi masa depan tampak lebih cerah saat ratusan ribu warga Gaza bisa kembali ke tanah kelahiran mereka.

Meskipun pemulangan ini adalah langkah positif, tantangan ke depan masih menanti. Harapan akan stabilitas dan perdamaian di Gaza sangat dibutuhkan agar warga yang telah kembali dapat merasakan kedamaian yang mereka idamkan. Sebentar lagi, diharapkan jumlah kendaraan dan truk yang diperbolehkan melintas di Koridor Netzarim akan meningkat, sehingga lebih banyak lagi warga Gaza yang bisa kembali ke rumah mereka dengan selamat. Sebuah langkah yang sangat diharapkan oleh banyak orang untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, meskipun perjalanan untuk menciptakan perdamaian di wilayah ini masih panjang.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button