Bisnis

Rencana IPO Bank Sumut Mundur Lagi, Tak Masuk RBB 2025!

PT Bank Sumut kembali mengumumkan bahwa rencana penawaran saham perdana (IPO) yang sebelumnya direncanakan pada tahun 2025 terpaksa harus ditunda. Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti, menyatakan dalam Public Expose Kinerja Keuangan Bank Sumut Triwulan IV Tahun 2024 yang berlangsung pada 7 Februari 2025, bahwa IPO tidak akan dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun tersebut.

Arieta menjelaskan bahwa ketidakpastian mengenai kondisi pasar saat ini menjadi salah satu faktor utama di balik keputusan ini. “Kami belum menuliskan rencana IPO di tahun 2025 dalam RBB. Walaupun begitu, untuk meningkatkan permodalan, kami akan menempuh alternatif lain yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi pasar yang ada," katanya.

Keputusan untuk mundur dari rencana IPO bukanlah hal baru bagi Bank Sumut. Rencana IPO Bank Sumut sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun 2022, dan pada awalnya sempat menetapkan waktu penawaran awal pada Januari 2023 dengan total saham yang ditawarkan sebesar Rp2,93 triliun. Namun, langkah ini kemudian dibatalkan dan status IPO Bank Sumut terkunci sebagai ‘cancelled’ di laman e-IPO Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam upaya penguatan modal, Bank Sumut berencana untuk melakukan dua pendekatan alternatif:

  1. Private Placement: Menawarkan saham atau obligasi langsung kepada investor tertentu, tanpa melalui pasar terbuka.
  2. Obligasi Perpetual: Mengeluarkan obligasi tanpa tanggal jatuh tempo yang diharapkan dapat memperkuat posisi modal bank.

“Telah ada persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melakukan kajian mengenai dua alternatif ini,” ucap Arieta. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi pasar sebelum mengambil keputusan lebih lanjut tentang pilihan ini.

Arieta menegaskan pentingnya untuk tidak terburu-buru memasuki pasar yang dinilai kurang kondusif saat ini. “Kami tidak berani masuk ke market dalam kondisi yang tidak kondusif seperti sekarang,” tegasnya.

Beberapa analis pasar juga menggarisbawahi bahwa pengembalian ke arah IPO bergantung pada perbaikan kondisi makroekonomi Indonesia secara keseluruhan. Diprediksi, jika keadaan pasar membaik, Bank Sumut mungkin akan mempertimbangkan IPO kembali di tahun 2026. "Secara timeline, yang paling memungkinkan untuk melihat kembali kondisi market itu, di tahun 2026," tambah Arieta.

Kondisi ekonomi dan finansial mempengaruhi keputusan banyak perusahaan untuk melakukan IPO, dan Bank Sumut tidak terkecuali. Merespons tantangan ini, Bank Sumut harus mencari langkah strategis yang tidak hanya menjaga stabilitas keuangan, tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi potensi persaingan di industri perbankan.

Terlambatnya langkah Bank Sumut untuk go public menjadi salah satu tanda bahwa pasar saham Indonesia tengah mengalami volatilitas yang signifikan. Berbagai faktor, mulai dari ketidakpastian global hingga dinamika ekonomi dalam negeri, turut menciptakan suasana yang kurang nyaman bagi perusahaan-perusahaan untuk meluncurkan IPO.

Dengan demikian, meski harapan untuk IPO masih ada di depan mata, fokus utama Bank Sumut saat ini adalah penguatan modal melalui jalan alternatif hingga kondisi pasar benar-benar mendukung. Upaya ini dinilai vital oleh manajemen untuk memastikan pertumbuhan dan daya saing Bank Sumut di era ekonomi yang penuh tantangan ini.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button