Dunia

Rencana Tersembunyi: Israel Usir Warga Gaza ke Mesir Sejak 50 Tahun

Dokumen yang baru-baru ini dipublikasikan dari Arsip Nasional Inggris mengungkapkan bahwa Israel telah memiliki rencana untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza ke Mesir utara selama lebih dari setengah abad. Rencana tersebut, yang berakar sejak sesudah Perang Enam Hari pada tahun 1967, menyiratkan upaya “pemindahan paksa” yang ingin dilakukan Israel terhadap populasi Palestina yang tinggal di Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds Timur sebagai bagian dari kebijakan ekspansionis negara tersebut.

Setelah kemenangan dalam Perang Enam Hari, Israel mengambil kendali atas beberapa wilayah, termasuk Jalur Gaza. Seiring dengan pendudukan ini, dokumen-dokumen yang diungkap menunjukkan bahwa pemimpin Israel mengincar pengurangan jumlah penduduk di daerah tersebut. Dalam manuskrip tersebut, para analis memperkirakan perlunya mengatasi masalah demografis dan keamanan dengan cara mendorong pemindahan penduduk Palestin ke Mesir, tepatnya ke wilayah El-Arish.

Rencana ini kembali menarik perhatian ketika mantan Presiden AS Donald Trump mengulangi niat untuk “membersihkan” Gaza dengan merelokasi warga Palestina ke Mesir dan Yordania, meskipun kedua negara tersebut menolak proposal itu. Penolakan ini menunjukkan ketidakpuasan dan kekhawatiran terhadap potensi instabilitas yang ditimbulkan oleh rencana pemindahan tersebut. Bagi banyak pihak, langkah itu tak lain adalah bentuk pembersihan etnis yang dikhawatirkan akan memperburuk situasi di Timur Tengah.

Dalam sejarahnya, rencana ini bukanlah hal baru. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai rencana pemindahan ini:

  1. Awal Rencana: Rencana untuk memindahkan warga Palestina diusulkan oleh Israel kepada pemerintah AS dan Inggris setelah Perang Enam Hari, di mana Israel berupaya untuk mengkonsolidasikan posisinya di wilayah yang baru didudukinya.

  2. Dukungan Internasional: Baik AS maupun Inggris diyakini mengetahui rencana ini, tetapi tidak mengambil tindakan untuk menghentikannya. Dokumen menunjukkan bahwa Amerika Serikat cenderung menghindari membahas isu ini secara resmi dengan Tel Aviv.

  3. Tindakan Ketidakpastian: Kebijakan pendudukan Israel berusaha untuk mengubah fakta di lapangan dengan memindahkan warga Palestina secara paksa. Rencana ini diakui oleh para pejabat Israel sebagai pendekatan untuk mengurangi populasi pengungsi yang menjadi beban sosial dan ekonomi.

  4. Status El-Arish: Pengusulan untuk memindahkan warga Gaza ke El-Arish di Mesir terlihat sebagai solusi yang diharapkan dapat mengurangi ketegangan. Namun, hal ini juga mengisyaratkan ketidakpekaan terhadap reaksi yang mungkin muncul dari dunia internasional.

  5. Keberlanjutan Rencana: Rencana ini tidak hanya sekadar ide; laporan dari diplomat Inggris menunjukkan bahwa terdapat dua ratus ribu pengungsi yang mengalami dampak langsung dari peristiwa-peristiwa ini, dan kebutuhan untuk pemindahan mereka menjadi lebih mendesak seiring dengan rusaknya infrastruktur dan ekonomi di Gaza.

Kepala Departemen Timur Dekat di Kantor Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa langkah-langkah drastis sedang diambil untuk mengurangi jumlah pengungsi, yang menunjukkan rencana pemindahan ke El-Arish sedang dalam tahap implementasi. Pengamat politik menilai bahwa kebijakan seperti ini tidak hanya menciptakan konflik, tetapi juga menunjukkan inkonsistensi dalam kebijakan internasional terhadap Israel.

Dalam konteks saat ini, rencana pemindahan warga Gaza bukan hanya masalah domestik Israel tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas, melibatkan dinamika geopolitik di Timur Tengah. Penolakan dari Mesir dan Yordania mencerminkan realitas kompleks yang dihadapi di lapangan. Sementara itu, perhatian dunia akan terus tertuju pada masalah ini, dengan harapan bahwa solusi yang lebih manusiawi dan berkelanjutan dapat ditemukan, bukan melalui tindakan paksa yang melanggar hak asasi manusia.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button