
Laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan fakta yang mengejutkan, di mana suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan akan melampaui batas pemanasan global 1,5°C dibandingkan dengan era pra-industri (1850–1900). Hal ini berpotensi terjadi pada tahun 2024. Kondisi ini menunjukkan bahwa harapan untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah angka tersebut semakin sulit dicapai, menimbulkan kekhawatiran yang mendalam akan dampak perubahan iklim.
Data yang dirilis dalam laporan “State of the Global Climate” oleh WMO menunjukkan bahwa pada tahun 2023, suhu rata-rata global telah mencapai 1,55°C di atas level pra-industri, menjadikannya tahun terpanas dalam sejarah pencatatan suhu global selama lebih dari 175 tahun. Hal ini semakin menegaskan tren pemanasan yang mencemaskan dan memperlihatkan konsekuensi dari kurangnya tindakan signifikan terhadap perubahan iklim.
Sejak diberlakukannya Perjanjian Paris pada tahun 2015, target untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2°C dengan harapan ideal untuk membatasi hanya sampai 1,5°C menjadi sangat krusial. Namun, dengan data saat ini menunjukkan bahwa suhu telah melewati ambang batas tersebut, dampak dari perubahan iklim yang lebih parah menjadi lebih nyata. Profesor Sarah Perkins-Kirkpatrick dari Australian National University (ANU) menyampaikan, “Meskipun pemanasan global yang melampaui 1,5°C hanya dalam satu tahun bukanlah indikasi permanen, ini adalah sinyal serius bahwa kita sudah berada di jalur yang tidak menguntungkan.”
Berdasarkan grafik pemanasan global yang mencakup data dari berbagai sumber seperti Berkeley Earth dan HadCRUT5, terdapat beberapa fakta penting yang dapat dicatat:
1. Suhu Global Terus Meningkat: Kenaikan suhu yang drastis mulai terlihat sejak pertengahan abad ke-20.
2. Kenaikan Drastis Setelah Tahun 2000: Pemanasan global mengalami percepatan yang signifikan sejak dua dekade terakhir, dengan lonjakan yang jelas menjelang tahun 2024.
3. Data dari Berbagai Sumber Konsisten: Semua sumber data menunjukkan pola yang sama, menegaskan tren pemanasan yang terus meningkat di seluruh dunia.
4. Suhu Melebihi 1,5°C di Tahun 2024: Ini hampir mencapai batas kritis yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris untuk menghindari dampak yang lebih merugikan dari perubahan iklim.
Dampak dari terus meningkatnya suhu global sangat kompleks dan luas, mencakup fenomena cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi, seperti gelombang panas, badai yang lebih dahsyat, kekeringan berkepanjangan, dan kenaikan permukaan laut. Risiko terhadap ekosistem alami juga meningkat, yang dapat berdampak signifikan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kenaikan suhu ini tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan, keamanan pangan, dan keberlanjutan ekonomi di berbagai belahan dunia.
Meski situasi ini sangat mengkhawatirkan, masih ada harapan untuk mengubah arah kebijakan iklim global. Para ilmuwan dan aktivis iklim menekankan pentingnya pengurangan emisi karbon secara drastis dan beralih menuju sumber energi terbarukan. Tindakan nyata dalam menangani perubahan iklim sangat mendesak agar kita tidak hanya mencoba untuk membatasi pemanasan global, tetapi juga memitigasi dampak yang telah terjadi.
Kondisi dunia saat ini menunjukkan bahwa kita berada di titik kritis yang menentukan. Tanpa adanya langkah konkret dan kolaborasi internasional, risiko pemanasan global yang lebih parah akan terus meningkat. Dengan komitmen dan tindakan kolektif, masih mungkin untuk memperlambat laju pemanasan global dan menjaga planet ini bagi generasi mendatang.