Ria Ricis Berbagi Cerita Jadi Korban Pungli di Polres Depok

YouTuber terkenal Ria Ricis baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mengejutkannya saat menjadi korban pungutan liar (pungli) di Polres Depok, Jawa Barat. Hal ini diungkapkan melalui unggahan di akun Instagram-nya yang juga diunggah ulang oleh akun lain. Dalam pernyataan tersebut, Ria Ricis bercerita tentang proses pelaporan akun haters yang telah mengganggu kehidupannya dan bagaimana ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dalam situasi yang tidak diinginkan.

Ria Ricis menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi ketika ia melaporkan akun haters yang aktif menyerangnya di media sosial. "Aku pernah melaporkan akun haters di Polres Depok, kalian tahu kan kantor polisi yang ada di depan ITC Depok?" ujarnya, menandai lokasi kepolisian yang menjadi tempat melaporkannya. Pengalaman pahit ini dimulai ketika ia melakukan pelaporan di kantor polisi tersebut, yang seharusnya menjadi tempat aman untuk mendapatkan perlindungan.

Dalam proses pelaporan, Ria Ricis mengaku bertemu dengan kepala unit (Kanit) yang kemudian secara langsung meminta uang darinya untuk keperluan yang tidak jelas. "Yang minta itu sama Kanit-nya langsung, dimintain duit. Katanya, dengan alasan untuk alat-alat apa gitu," ujar Ria. Penyebutan tentang permintaan uang ini menunjukkan adanya dugaan praktik pungli yang terjadi di tubuh kepolisian.

Besaran uang yang diminta oleh pihak Polres Depok terbilang signifikan. Ria menyatakan bahwa ia diminta untuk memberikan uang yang mencapai Rp 10 juta. Awalnya, Ria Ricis masih bersikap positif terhadap permintaan tersebut, berpikiran bahwa mungkin ada kebutuhan yang mendesak di dalam proses pelaporan. Namun, kebingungan dan kecurigaan mulai muncul ketika Kanit tersebut berulang kali meminta uang tambahan. Proses laporan yang diajukan Ria Ricis juga tidak menunjukkan kemajuan apapun, semakin memperburuk situasi yang dihadapinya.

Setelah merasakan tekanan yang terus-menerus dari pihak kepolisian, Ria Ricis mulai menyadari bahwa praktik tersebut tidaklah sesuai dengan etika dan hukum yang seharusnya. "Setelah itu ya sudah, karena dia minta lagi, minta lagi, dan minta lagi akhirnya aku cuekin saja," tambahnya. Pengalaman ini tentu menjadi cermin bagi masyarakat tentang bagaimana seharusnya penegakan hukum dilakukan dengan etika yang baik dan prosedur yang benar, tanpa mengandalkan praktik pungutan yang merugikan masyarakat.

Berikut adalah beberapa poin penting dari pengalaman Ria Ricis:

  1. Pelaporan yang tidak efektif: Proses pelaporan Ria Ricis tidak menunjukkan kemajuan, meskipun ia mengikuti prosedur yang ada.
  2. Permintaan uang oleh Kanit: Permintaan uang sebesar Rp 10 juta yang diajukan oleh Kanit setempat menimbulkan dugaan praktik pungli yang perlu disikapi secara serius.
  3. Kecurigaan yang meningkat: Ria Ricis merasakan kecurigaan saat permintaan uang terus meningkat, yang membuatnya merasa tertekan.
  4. Respon masyarakat: Pengalaman ini menjadi perhatian publik, terutama bagi para penggemar Ria Ricis dan netizen lainnya yang mengikuti kabar ini.

Kasus ini mendapatkan perhatian luas di kalangan netizen, dengan banyak yang memberikan dukungan kepada Ria Ricis dan mengutuk tindakan pungli yang merusak citra kepolisian. Pungutan liar di lingkungan kepolisian merupakan isu serius yang perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk memastikan perbaikan dalam sistem penegakan hukum di Indonesia.

Ria Ricis, selain dikenal sebagai seorang YouTuber, kini juga menjadi suara bagi mereka yang merasa tidak berdaya menghadapi ketidakadilan. Pengalamannya yang pahit ini menggugah kesadaran banyak orang akan pentingnya penegakan hukum yang transparan dan adil. Dia berharap kejadian ini tidak terulang dan semua orang bisa mendapatkan perlindungan yang layak dari pihak kepolisian tanpa harus melalui praktik pungutan liar.

Berita Terkait

Back to top button