Kesehatan

Richard Lee dan Doktif Akur Bahas Kosmetik Aman di Acara BPOM

Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan oleh perseteruan antara Richard Lee, seorang influencer dan pegiat edukasi kosmetik, dengan Doktif, yang dikenal sebagai Dokter Detektif. Ketegangan antara keduanya sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu berbagai spekulasi tentang etika dan kredibilitas dalam industri kecantikan. Namun, baru-baru ini, keduanya terlihat bersatu dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan tema “Dialog Interaktif Kosmetik Aman dan Berdaya Saing”.

Dalam acara tersebut, Richard Lee dan Doktif menjadi bagian dari 35 influencer dan content creator kosmetik yang diundang untuk berdiskusi dengan petugas BPOM. Dalam potret yang dibagikan di akun resmi BPOM, keduanya tampak berbincang serius dengan Kepala BPOM, Taruna Ikrar. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pemilihan kosmetik yang aman, serta mengedukasi para influencer tentang tanggung jawab mereka dalam memberikan informasi yang benar.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar menegaskan pentingnya kolaborasi antara BPOM dan influencer dalam menciptakan iklim usaha kosmetik yang lebih kondusif, khususnya produk dalam negeri. Menurutnya, berbagai lini media sosial saat ini banyak menawarkan berbagai jenis reviu dan edukasi tentang produk kosmetik. Namun, BPOM menemukan bahwa tidak semua konten ini memenuhi standar keamanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Adapun fokus dari edukasi tersebut mencakup beberapa hal penting, antara lain:

  1. Kualitas Reviu: Influencer diharapkan memberikan revisi produk dengan informasi yang jelas, transparan, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak hanya sekadar menarik perhatian pengguna.

  2. Konten Edukasi: Mencakup petunjuk penggunaan kosmetik yang aman dan sesuai dengan jenis kulit, serta menjelaskan bahan-bahan yang terdapat dalam produk tersebut.

  3. Etika Bisnis: Menghindari penyebaran informasi yang membingungkan atau dapat menyesatkan masyarakat terkait produk tertentu, seperti pernyataan "approved" yang hanya memiliki kewenangan dari BPOM.

  4. Pengawasan Produk: Penegasan bahwa kewenangan untuk menyatakan keamanan produk kosmetik sepenuhnya merupakan tanggung jawab BPOM, dan penggunaan istilah yang tidak resmi dapat menyebabkan kebingungan di masyarakat.

Taruna Ikrar menekankan bahwa terus berkembangnya konten di media sosial harus disikapi dengan bijak. "Hanya BPOM yang berhak untuk melakukan pengawasan dan menyatakan produk kosmetikaman. Ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang BPOM," ujarnya. Pernyataan tersebut mengingatkan bahwa sebagai ahli, influencer tidak boleh mengarahkan opini hanya demi popularitas atau keuntungan pribadi, tetapi harus lebih fokus pada edukasi yang layak untuk masyarakat.

Peran influencer menjadi semakin penting, terutama dalam mengedukasi publik tentang produk lokal. BPOM berupaya untuk menghimpun dukungan dari influencer agar mereka lebih bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada followers mereka, tanpa dibayangi oleh kepentingan bisnis atau popularitas yang bisa merugikan calon pengguna.

Momen kehadiran Richard Lee dan Doktif dalam acara ini bisa menjadi simbol harapan untuk memperbaiki hubungan antara para influencer di dunia kecantikan. Dengan semangat kolaborasi ini, diharapkan dapat terbangun komunikasi yang konstruktif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya produk kosmetik yang aman dan berkualitas, serta mendukung pergerakan industri kosmetik lokal yang lebih baik.

Dina Anggraini

Dina Anggraini adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button